Bisnis.com, JAKARTA - Negeri Panda, China, mengisyaratkan keinginannya untuk tidak memperburuk hubungan bilateral dengan Amerika Serikat (AS).
Sinyal itu dipertegas dengan pernyataan Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang menolak terciptanya perang dingin baru karena dua ekonomi terbesar dunia terus bentrok di berbagai bidang.
"Kami menolak setiap upaya untuk secara artifisial menciptakan apa yang disebut perang dingin baru. Siapa pun yang mencoba memulai Perang Dingin baru di abad ke-21 akan berada di sisi sejarah yang salah," kata Wang dalam sebuah wawancara dilansir Bloomberg, Kamis (6/8/2020).
Ketegangan antara AS dan China telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena masalah-masalah termasuk perdagangan, hak asasi manusia, dan kejayaan perusahaan teknologi China. Hal itu mendorong China untuk mengatakan bahwa hubungan keduanya telah mencapai titik terendah dalam beberapa dekade.
Serangkaian penutupan paksa konsulat bulan lalu diikuti oleh pengumuman minggu ini tentang perjalanan tingkat tertinggi AS ke Taiwan dalam lebih dari 40 tahun, sebuah langkah yang dengan tegas ditentang Beijing.
"China tidak punya niat untuk menjalani perang diplomatik dengan AS karena hanya akan melukai kepentingan kedua bangsa lebih jauh," kata Wang.
Baca Juga
Namun, jika AS bertekad untuk mengambil jalan yang salah, dia menyatakan China siap memberikan tanggapan yang sesuai.
Menteri Luar Negeri Michael Pompeo sebelumnya telah mendesak perusahaan AS untuk melarang penggunaan aplikasi China. Hal itu merupakan bagian dari dorongan Washington untuk melarang teknologi China dari komputer dan smartphone AS.
"Pelarangan paksa akan menimbulkan dampak berkepanjangan pada hubungan bilateral dan membahayakan keamanan rantai industri internasional dan kepentingan semua negara," katanya soal aplikasi China.