Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu China Anti 'Perang Dingin Baru' dengan AS

Menurut Menlu China, siapa pun yang mencoba memulai Perang Dingin baru di abad ke-21 akan berada di sisi sejarah yang salah.
Presiden China Xi Jinping, Ibu Negara China Peng Liyuan, Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara AS Melania menghadiri makan malam kenegaraan di Aula Besar Rakyat di Beijing, Cina, 9 November 2017./Reuters
Presiden China Xi Jinping, Ibu Negara China Peng Liyuan, Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara AS Melania menghadiri makan malam kenegaraan di Aula Besar Rakyat di Beijing, Cina, 9 November 2017./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Negeri Panda, China, mengisyaratkan keinginannya untuk tidak memperburuk hubungan bilateral dengan Amerika Serikat (AS).

Sinyal itu dipertegas dengan pernyataan Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang menolak terciptanya perang dingin baru karena dua ekonomi terbesar dunia terus bentrok di berbagai bidang.

"Kami menolak setiap upaya untuk secara artifisial menciptakan apa yang disebut perang dingin baru. Siapa pun yang mencoba memulai Perang Dingin baru di abad ke-21 akan berada di sisi sejarah yang salah," kata Wang dalam sebuah wawancara dilansir Bloomberg, Kamis (6/8/2020).

Ketegangan antara AS dan China telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena masalah-masalah termasuk perdagangan, hak asasi manusia, dan kejayaan perusahaan teknologi China. Hal itu mendorong China untuk mengatakan bahwa hubungan keduanya telah mencapai titik terendah dalam beberapa dekade.

Serangkaian penutupan paksa konsulat bulan lalu diikuti oleh pengumuman minggu ini tentang perjalanan tingkat tertinggi AS ke Taiwan dalam lebih dari 40 tahun, sebuah langkah yang dengan tegas ditentang Beijing.

"China tidak punya niat untuk menjalani perang diplomatik dengan AS karena hanya akan melukai kepentingan kedua bangsa lebih jauh," kata Wang.

Namun, jika AS bertekad untuk mengambil jalan yang salah, dia menyatakan China siap memberikan tanggapan yang sesuai.

Menteri Luar Negeri Michael Pompeo sebelumnya telah mendesak perusahaan AS untuk melarang penggunaan aplikasi China. Hal itu merupakan bagian dari dorongan Washington untuk melarang teknologi China dari komputer dan smartphone AS.

"Pelarangan paksa akan menimbulkan dampak berkepanjangan pada hubungan bilateral dan membahayakan keamanan rantai industri internasional dan kepentingan semua negara," katanya soal aplikasi China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper