Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Jerman jatuh ke jurang resesi setelah mencatat rekor penurunan pertumbuhan pada kuartal kedua, setelah lockdown menghantam bisnis dan rumah tangga di seluruh Eropa.
Ekonomi Jerman mengalami kontraksi -10,1 persen. Sebelumnya, ekonomi negara tersebut telah terperosok -2,2 persen pada kuartal I/2020. Kontraksi sebesar -10,1 persen tercatat sebagai kontraksi terbesar secara triwulanan sejak tahun 1970.
Dikutip dari Bloomberg, sumber kontraksi ekonomi tersebut dipicu oleh penurunan ekspor, pengeluaran konsumen dan investasi.
Sementara itu, indikator survei terbaru menandakan kembalinya pertumbuhan baru-baru ini.
Kendati demikian, tingkat pengangguran yang lebih tinggi tetap menjadi risiko, yang akan mengancam pemulihan ekonomi Jerman ke depannya.
Kecepatan rebound ekonomi negara ini akan bergantung pada kemanjuran dari stimulus 130 miliar euro atau US$153 miliar yang disepakati pada Juni lalu.
Baca Juga
Selain itu, pemulihan ekonomi Jerman akan bergantung pada seberapa cepat permintaan ekspor kembali ke level sebelum pandemi.
Dengan adanya kekhawatiran gelombang penyebaran Covid-19 baru, proyeksi pemulihan ekonomi semakin tidak pasti, sekalipun Uni Eropa telah mencapai kesepakatan fiskal untuk kawasan tersebut.
Ekonom DekaBank Andreas Scheuerle mengungkapkan tekanan pertumbuhan ekonomi Jerman telah menghapus pertumbuhan signifikan negara ini dalam 10 tahun terakhir.
"Sekarang resmi, ini adalah resesi dalam abad ini. Apa yang selama ini tidak mungkin terjadi sekalipun adanya pasar saham yang tumbang atau gejolak harga minyak akhirnya menjadi mungkin hanya dengan mahluk kecil berukuran 160 nanometer bernama Corona," ujar Scheuerle, seperti dilansir The Guardian, Kamis (30/7/2020).