Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hong Kong Resesi Lagi! Ekonomi Kontraksi 9 Persen di Kuartal Kedua

Penurunan terbaru ini menandai empat kuartal berturut-turut dari kontraksi ekonomi, dan menyamai periode setelah krisis keuangan global.
Demonstran berkumpul di Statue Square, di luar gedung kantor pusat HSBC. Sejumlah bank mulai menarik kebijakan work from office seiring dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang meningkat di Hong Kongn/Fotografer: Kyle Lam / Bloomberg
Demonstran berkumpul di Statue Square, di luar gedung kantor pusat HSBC. Sejumlah bank mulai menarik kebijakan work from office seiring dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang meningkat di Hong Kongn/Fotografer: Kyle Lam / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Hong Kong kembali terkontraksi untuk empat kuartal berturut-turut terpukul pandemi virus Corona dan ketegangan politik yang memperpanjang durasi resesi pertama dalam satu dekade terakhir.

Menurut Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong, ekonomi kawasan semiotonom itu mengalami kontraksi 9 persen pada kuartal kedua 2020 dari tahun sebelumnya. Angka itu lebih buruk daripada perkiraan median -8,3 persen dan mengikuti penurunan 9,1 persen yang direvisi pada kuartal pertama.

Angka-angka kuartal kedua yang direvisi serta perkiraan terbaru untuk pertumbuhan PDB pada 2020 akan dirilis 14 Agustus mendatang.

"Secara lokal, lonjakan baru-baru ini dalam kasus Covid-19 telah mengaburkan prospek jangka pendek untuk kegiatan ekonomi domestik. Meskipun demikian, setelah epidemi lokal terkendali lagi dan lingkungan eksternal terus membaik, ekonomi Hong Kong diharapkan akan secara bertahap pulih di sisa tahun ini," kata pemerintah dalam rilis, dilansir Bloomberg, Rabu (29/7/2020).

Pejabat Departemen Kesehatan Chuang Shuk-kwan pada sebuah konferensi mengatakan Hong Kong melaporkan 118 kasus virus Corona baru hari ini, sehingga total infeksi menjadi 3.002.

Pemerintah melanjutkan, situasi ekonomi secara keseluruhan agak stabil selama kuartal ini, terutama pada Mei dan Juni ketika virus sebagian besar terkendali. Pada basis penyesuaian musiman kuartal ke kuartal, ekonomi mengalami kontraksi 0,1 persen pada triwulan kedua 2020.

Namun, ekonomi Hong Kong menunjukkan sedikit tanda-tanda pemulihan setelah mengalami kemunduran berulang selama setahun terakhir. Perang dagang AS dan China, serta protes antipemerintah pertama kali mendorong kota itu ke dalam resesi pada paruh kedua 2019. Kemudian pandemi global tahun ini mengikis industri pariwisata, menghancurkan industri ritel, makanan, minuman dan perhotelan.

"Sebagai pusat internasional yang bergantung pada arus penumpang dan barang, angka ini merangkum kontraksi tajam pariwisata dan industri acara," kata Kepala Ekonom China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd. Raymond Yeung.

Penurunan terbaru ini menandai empat kuartal berturut-turut dari kontraksi ekonomi, menyamai periode setelah krisis keuangan global.

Sedangkan tingkat pengangguran telah melonjak ke level tertinggi dalam 15 tahun menjadi 6,2 persen, membuat ribuan orang menganggur dan kaum miskin kota semakin rentan. Penjualan ritel kemungkinan mengalami penurunan dua digit pada Juni.

"Kami memperkirakan banyak restoran kecil tutup dan pengangguran akan meningkat menjadi sekitar 8 persen," kata Iris Pang, Kepala Ekonom ING Bank NV.

Di sisi lain, masa depan Hong Kong sebagai pusat keuangan Asia dipertanyakan setelah Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional pada akhir Juni, yang kemudian mendorong AS untuk mencabut status khusus kota itu.

Tekanan lebih lanjut terhadap perekonomian adalah upaya untuk menahan gelombang ketiga infeksi virus. Pemerintah memberlakukan pembatasan ketat pada industri restoran dan membatasi pertemuan publik untuk dua orang.

"Diperlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk memulihkan ekonomi lokal," kata Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper