Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilanda Ratusan Kasus Baru Covid-19, Pemulihan Ekonomi Hong Kong Tertunda

Pada kuartal I/2020, ekonomi Hong Kong terkontraksi 8,9 persen. Terus bertambahnya kasus baru Covid-19 dikhawatirkan menambah panjang waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan ekonomi.
Warga Hong Kong membawa tas belanja dari sebuah department store ternama di Hong Kong, China, Sabtu (30/5/2020)./Bloomberg-Ivan Abreu
Warga Hong Kong membawa tas belanja dari sebuah department store ternama di Hong Kong, China, Sabtu (30/5/2020)./Bloomberg-Ivan Abreu

Bisnis.com, JAKARTA — Gelombang kedua serangan Covid-19 di Hong Kong diperkirakan berdampak terhadap upaya pemulihan ekonomi kota pelabuhan itu.

Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan memproyeksi upaya pemulihan ekonomi bakal berlangsung lebih panjang ketimbang prediksi awal sejalan dengan adanya kasus-kasus Covid-19 baru dan ketidakpastian ekonomi global.

"Aktivitas ekonomi dan bisnis yang sudah memperlihatkan tanda-tanda pemulihan telah dihantam oleh gelombang kedua virus corona," paparnya melalui blog resminya seperti dilansir Bloomberg, Minggu (26/7/2020).

Pada kuartal I/2020, ekonomi Hong Kong terkontraksi 8,9 persen dan membawa salah satu hub finansial dunia itu ke resesi yang lebih dalam. Sebelum serangan wabah virus corona, ekonomi Hong Kong sudah lebih dulu terpuruk akibat serangkaian aksi unjuk rasa yang bermula pada paruh pertama 2019.

"Situasi ekonomi pada kuartal II/2020 masih sangat parah, tapi kontraksi yang kemungkinan terjadi diproyeksi lebih baik dari sebelumnya," sambung Chan.

Setelah angka kasus Covid-19 relatif terkendali pada pertengahan April hingga Juni 2020, situasinya kembali menjadi sorotan dunia dalam beberapa hari terakhir. Dalam 5 hari terakhir, tercatat 128 kasus baru telah dilaporkan, termasuk 25 kasus dari luar negeri.

Pemerintah setempat pun kembali menerapkan larangan berkumpul dalam jumlah besar dan layanan makan di tempat untuk restoran serta kedai. Penggunaan masker juga turut diwajibkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper