Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas keselamatan transportasi udara di Eropa mengeluarkan peringatan kepada maskapai penerbangan global mengenai risiko terbang di wilayah udara Iran.
Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA) memperingatkan bahwa pesawat-pesawat jet penumpang yang terbang melalui wilayah udara Iran berisiko menjadi target yang tidak disengaja oleh sistem pertahanan udara negara itu.
“Karena situasi keamanan yang berbahaya, serta koordinasi yang buruk antara penerbangan sipil dan operasi militer, ada risiko kesalahan identifikasi pesawat sipil,” demikian pengumuman EASA yang dirilis pada Kamis (16/7/2020).
“Karena adanya berbagai sistem pertahanan udara yang canggih, disarankan untuk berhati-hati,” tambah EASA, dikutip dari Bloomberg.
Badan Uni Eropa yang berbasis di Jerman ini menambahkan soal tingginya risiko tindak operasi untuk level penerbangan di bawah 250 atau 25.000 kaki (7.600 meter).
“Risiko operasi dinilai tinggi untuk level penerbangan di bawah 250,” paparnya. Rekomendasi ini berlaku hingga 16 Januari 2021.
Baca Juga
Peringatan EASA disampaikan beberapa hari setelah Iran mengakui telah secara tidak disengaja menembak jatuh pesawat Ukraine International Airlines Flight 752 tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran awal tahun ini.
Menurut laporan dari Organisasi Penerbangan Sipil (CAO) Iran, satu unit pertahanan udara Iran yang lupa untuk menyesuaikan sistem radarnya memicu rantai komunikasi dan human error yang menyebabkan jatuhnya pesawat.
"Operator sistem pertahanan udara meluncurkan rudal pada apa yang dideteksi sebagai target bermusuhan tanpa respons dari pusat komando,” ungkap CAO dalam laporan yang diwartakan oleh Bloomberg pada Minggu (12/7/2020).
Insiden yang terjadi pada 8 Januari 2020 itu menewaskan seluruh 176 penumpang di dalam pesawat. Decoding kotak hitam pesawat jet tersebut diperkirakan akan dimulai pada 20 Juli mendatang.