Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Rusia, Iran Dukung Hagia Sophia Jadi Masjid

Pengadilan Turki membatalkan dekrit kabinet 1934, yang telah mengubah Hagia Sophia menjadi museum. Hal itu membuka jalan untuk Hagia Sophia digunakan kembali sebagai masjid setelah 85 tahun.
Hagia Sophia di Istanbul, Turki./Antara/Pixabay
Hagia Sophia di Istanbul, Turki./Antara/Pixabay

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Iran menyambut baik keputusan Turki baru-baru ini untuk mengubah ikon Istanbul Hagia Sophia menjadi masjid setelah dalam beberapa dekade dijadikan sebagai museum.

"Keputusan tentang status Hagia Sophia adalah urusan internal Turki," kata juru bicara kementerian, Sayed Abbas Mousavi Seperti dikutip  Anadolu Agency, Selasa (14/7/2020).

"Ini adalah masalah yang harus dianggap sebagai bagian dari kedaulatan nasional Turki," kata Mousevi.

Sebelumnya, pada Jumat (10/7/2020), pengadilan Turki membatalkan dekrit kabinet 1934, yang telah mengubah Hagia Sophia menjadi museum. Hal itu membuka jalan untuk Hagia Sophia digunakan kembali sebagai masjid setelah 85 tahun.

Senada dengan Iran, Pemerintah Rusia juga menyatakan perubahan status Hagia Sophia menjadi masjid merupakan maslaah internal dari Turki. Meski begitu, pemerintah negara itu mengungkapkan kekecewaan karena penghentian predikat museum yang sudah disematkan sejak 1935.

Komunitas internasional memberi sorotan tajam setelah Jumat lalu pengadilan setempat memutuskan mencabut status museum Hagia Sophia.

Gereja Ortodox Rusia sudah menyatakan keberatannya atas manuver yang dilakukan Turki. Dalam komentarnya, juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova menuturkan Moskwa "memahami dengan kekecewaan" keputusan Ankara.

Awalnya, bangunan itu merupakan katedral era Kekaisaran Bizantium, namun  kemudian diubah menjaid masjid ketika dikuasai Turki Ottoman.

Pada Jumat, juru bicara gereja Ortodox, Vladimir Legoida, menyatakan kekhawatiran jutaan orang Kristen tidak didengar oleh Ankara.

Sementara, komentar Zakharova muncul setelah Wakil Menteri Luar Negeri, Sergei Vershinin, memandang masalah itu adalah urusan internal Turki.

Negara lain, kata Vershinin, tidak punya hak untuk melakukan intervensi manuver yang dilaksanakan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Zakharova menerangkan, museum tersebut merupakan simbol dari perdamaian dan toleransi antar-agama selain tempat suci bagi umat Kristen.

Juru bicara itu melanjutkan, pemerintah Rusia berharap manajemen Hagia Sophia bisa mematuhi segala aturan yang ditetapkan Hagia Sophia.

"Kami berharap keputusan atas bangunan unik ini juga dilakukan secara unik menyangkut signifikansi terhadap para pemeluk agama di seluruh dunia,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper