Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang Iran anjlok terhadap dolar AS karena terus bergulat dengan implikasi ekonomi dari sanksi Amerika Serikat dan Covid-19.
Dilansir Bloomberg, rial jatuh ke angka terendah 188.000 terhadap dolar di pasar bebas pada Sabtu (20/6/2020), berdasarkan informasi toko valuta asing dan situs web.
Mata uang Iran diperdagangkan di sekitar 150.000 ketika negara itu mencatat kasus pertama Covid-19 pada bulan Februari.
Rial telah menukik lebih dari 500 persen dari nilai pada 2015 ketika Republik Islam ini menerima pembatasan pada program nuklirnya dalam pertukaran untuk beberapa keringanan sanksi.
Gubernur Bank Sentral Abdolnaser Hemmati mengatakan nilai riil dari valuta asing pasti lebih rendah daripada level yang terlihat dalam beberapa pekan terakhir.
"Bank sentral Iran sedang mencoba untuk mengembalikan stabilitas ke pasar, sebagian, dengan membuka blokir miliaran dolar dana beku di luar negeri," katanya.
Baca Juga
Iran menuduh Presiden AS Donald Trump memblokir permintaan negara itu untuk pinjaman US$5 miliar dari Dana Moneter Internasional untuk mendukung sektor ekonomi dan kesehatannya.
Iran telah menjadi negara yang paling terpukul di Timur Tengah oleh pandemi Covid-19 dengan 9.500 kematian atas lebih dari 200.000 kasus positif sejauh ini.