Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Calon Dirjen WTO Digelar, Ini Daftar Kandidatnya

Kampanye untuk pengganti Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO Roberto Azevedo secara resmi dimulai.
Kantor Pusat World Trade Organization (WTO) di Genewa Swiss. Foto: Google Maps
Kantor Pusat World Trade Organization (WTO) di Genewa Swiss. Foto: Google Maps

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO Roberto Azevedo mengumumkan pengunduran dirinya pada akhir Agustus 2020, sebelum masa jabatannya berakhir pada 2021. Dengan demikian, kampanye untuk pengganti Azevedo pun telah secara resmi dimulai.

Suksesor Dirjen asal Brasil itu nantinya harus langsung menghadapi tahun paling bergolak selama 25 tahun pendirian WTO, antara lain diwarnai krisis pandemi virus corona, perang dagang Amerika Serikat-China, dan pemilihan Presiden AS.

Namun, keputusan Azevedo untuk menanggalkan jabatannya lebih awal dinilai menawarkan kesempatan bagi AS, Uni Eropa, dan negara anggota lainnya untuk membentuk kembali tatanan organisasi internasional itu.

Adapun kandidat resmi pertama yang terdaftar yakni Jesus Seade, mantan Wakil Direktur Jenderal WTO yang dinominasikan oleh Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador. Seade saat ini adalah wakil menteri hubungan luar negeri untuk Amerika Utara dan sebelumnya mengajar di universitas di Hong Kong dan Cina.

"Dia terus terang dan jujur. Dia adalah pendukung pemahaman antar negara untuk memfasilitasi hubungan perdagangan," kata Obrador dilansir Bloomberg, Rabu (10/6/2020).

Selain Seade, nama-nama lain yang sudah masuk bursa calon pengganti Azevedo diantaranya Ngozi Okonjo-Iweala, mantan Menteri Keuangan Nigeria dan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia; Hamid Mamdouh, mantan Direktur Perdagangan Jasa dan Divisi Investasi WTO; dan Eloi Laourou, Duta Besar Benin untuk PBB.

Selain itu ada pula Arancha Gonzalez, Menteri Luar Negeri Spanyol; Phil Hogan, Komisaris Perdagangan Uni Eropa; Peter Mandelson, mantan Kepala Perdagangan UE; dan Amina Mohamed, Sekretaris Kabinet Kenya.

Pejabat perdagangan di kantor pusat WTO di Jenewa secara luas berpendapat bahwa penerus Azevedo harus memiliki otoritas kepemimpinan yang cukup dan kemampuan untuk mengumpulkan dukungan luas di sekitar agenda reformasi organisasi itu. Hal itu berarti pertimbangan yang kuat harus diberikan kepada kandidat yang memiliki, setidaknya pengalaman sebagai menteri.

Pengunduran diri Azevedo meninggalkan sejumlah pekerjaa rumah bagi penerusnya. Misi integrasi ekonomi WTO yang berbasis di Jenewa kini berada di bawah ancaman akibat kebijakan proteksionis di seluruh dunia.

Ekonomi terbesar di dunia sepakat bahwa organisasi harus berevolusi untuk mengatasi perubahan dalam teknologi dan sistem perdagangan global yang telah terjadi sejak 1995.

Dirjen WTO yang baru, kelak harus berkomitmen untuk menjalankan modernisasi sehingga dapat memecah kebuntuan birokrasi dan membantu melepaskan gelombang global pertumbuhan pada saat paling dibutuhkan.

Pekerjaan rumah lainnya yakni menegakkan kembali kekuatan Badan Banding WTO, forum utama untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan di seluruh dunia.

Pada Desember 2019, badan ini kehilangan kemampuannya untuk memutuskan kasus perselisihan baru sebagai imbas penolakan AS pada penunjukkan anggota badan tersebut.

Anggota WTO masih dapat membawa perselisihan ke badan perdagangan dan menerima putusan awal, tetapi hal itu akan membawa ke ketidakpastian hukum.

Pengenaan tarif ratusan miliar dolar AS terhadap China, dan penggunaan celah keamanan nasional WTO untuk memungut bea pada baja dan aluminium, juga telah melemahkan organisasi.

Adapun proses pemilihan Dirjen berlangsung sekitar enam bulan. Para kandidat akan hadir di keanggotaan WTO, berkampanye untuk mendapatkan dukungan dan mengikuti sesi tanya jawab dengan Dewan Umum WTO.

Kemudian tiga delegasi tingkat tinggi WTO, yang dikenal sebagai "troika," akan berkonsultasi dengan anggota dan mencoba untuk membangun konsensus untuk menentukan kandidat utama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper