Bisnis.com, JAKARTA-- Rolls-Royce Holdings Plc menyebut akan memangkas 9.000 pekerjaan untuk memperbaiki pendapatan selama virus corona menyerang.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (20//5/2020), produsen mesin jet asal Inggris itu menilai pemangkasan 9.000 pekerjaan itu mencerminkan 17 persen dari total tenaga kerjanya. Sebeelumnya, perusahaan mempertimbangkan pemangkasan 15 persen tenaga kerjanya.
Rolls-Royce terdampak virus corona karena kebutuhan pesawat berukuran jumbo menurun drastis akibat upaya penanganan penyebaran virus corona. Adapun, langkah tersebut akhirnya ditempuh karena virus corona telah memangkas pendapatan dari perawatan dan pembelian mesin jet akan terhambat dalam beberapa tahun ke depan.
“Ini krisis yang kami hadapi dan kami harus mengatasinya. Pelanggan maskapai penerbangan kami dan mitra kerangka pesawat tengah beradaptasi dan kami juga,” kata CEO Rolls-Royce, Warren East.
Reorganisasi juga akan berdampak pada bisnis aerospace dan saat ini perusahaan tengah melakukan kajian secara detail. East sebelumnya mengatakan kepada investor bahwa perusahaan perlu menyimpan 1 miliar pound atau setara US$1,24 miliar pada tahun ini karena mereka menghadapi tantangan terbesar sejak 1970-an.
Angka tersebut akan bertambah menjadi 1,3 miliar pounds secara tahunan, 700 miliar pounds berasal dari pemangkasan pekerjaan. Sebelumnya, perusahaan juga menyatakan rencananya untuk memproduksi 250 mesin pesawat tahun ini, lebih rendah dari estimasi sebelumnya yakni 450.