Bisnis.com, JAKARTA— Klaim pengangguran di Inggris naik signifikan pada April sehingga melampaui 2 juta. Kenaikan itu pun tercatat sebagai yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/5/2020), naiknya klaim pengangguran sebagai imbas pandemi virus corona di Tanah Britania. Berdasarkan data Statistik Nasional, klaim pengangguran tercatat naik 856.500 menjadi lebih dari 2 juta pada April. Capaian terjadi akibat penerapan protokol penanganan virus corona.
Adapun kenaikan pada April mencapai 5,8 persen atau yang tertinggi dalam dua dekade terakhir. Data juga menjelaskan terkait dengan pekerja yang mengalami penurunan pendapatan kendati harus tetap berkegiatan selama pandemi.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa potret di pasar tenaga kerja mencerminkan kondisi akan adanya krisis dengan angka pengangguran 3,9 persen pada kuartal I/2020. Pengangguran naik 210.000 dengan pekerja yang mendapat cuti juga termasuk di dalamnya.
Kendati demikian, penurunan tajam pada lowongan pekerjaan menjadi sinyal masalah ke depannya. Tercatat, pekerjaan yang tersedia turun 170.000 dalam tiga bulan, penurunan terdalam sejak awal 2001.
Jumlah pekerja setiap jamnya juga turun 25 persen pada akhir Maret, penurunan parah dibandingkan data mingguan pada 2008.
Adapun, dari data pajak per April, jumlah pekerja yang dibayar turun 1,6 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Badan Anggaran dan bank sentral Inggris memproyeksikan tingkat pengangguran akan terus naik lebih dari dua kali lipat menjadi sekitar 10 persen pada Juni. Angka tersebut merupakan tingkat pengangguran tertinggi selama lebih dari seperempat abad.
Dengan demikian, jumlah pengangguran secara total akan melebihi 3 juta untuk pertama kalinya sejak masa deindustrialisasi di Inggirs pada 1980-an. Potret tersebut juga tercermin di berbagai negara di dunia. Seperti di Amerika Serikat yang mencatatkan klaim pengangguran pada level jutaan dalam delapan pekan.