Bisnis.com, JAKARTA— Korea Selatan mengalami pelemahan pasar tenaga kerja selama dua bulan yang menandakan bahwa ekonomi Negeri Ginseng itu tak kebal terhadap virus corona.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (13/5/2020), penurunan jumlah pekerjaan telah terjadi selama dua bulan akibat pelaku bisnis menghentikan proses rekrutmen karena bersiap terhadap dampak pandemi virus corona. Realisasi penurunan telah menyentuh 476.000 pekerjaan secara tahunan.
Adapun, tingkat pengangguran mencapai 3,8 persen. Namun, kalangan ekonom memproyeksikan kenaikan tingkat pengangguran bisa menyentuh 4,1 persen. Adapun, penurunan jumlah pekerjaan terberat berasal dari kategori paruh waktu dan pekerja tak tetap serta sektor perhotelan dan restoran.
Pelemahan di pasar tenaga kerja menambah tantangan bagi ekonomi Korea Selatan. Kinerja ekspor goyah akibat penurunan permintaan karena sejumlah mitra dagang memberlakukan karantina wilayah. Ekspor harian secara rata-rata turun 30 persen pada 10 hari pertama April.
Keberhasilan Korea Selatan menaklukan virus corona awalnya menimbulkan harapan terhadap peningkatan konsumsi yang akan menggerakkan sektor jasa. Sayangnya, optimisme surut setelah kembalinya virus baru pada bulan ini.
Tercatat, ekonomi Korea Selatan turun 1,4 persen pada kuartal I/2020 dan diproyeksikan terkontraksi lebih dalam pada periode April hingga Juni. Padahal, pemerintah telah merilis rangsangan 240 triliun won atau setara US$196 miliar untuk melindungi ekonomi dari serangan virus corona.
Dari data Worldometers, jumlah kasus corona di Korea Selatan mencapai 10.936 dengan 9.670 kasus pulih dan 258 kasus meninggal. Sebelumnya, bar hingga salon kembali ditutup akibat kemunculan kasus baru.