Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Ekonomi Korea Selatan Dibayangi Corona

Drastisnya peningkatan jumlah korban virus corona di Korsel membuat negeri itu dibayangi stagnasi pertumbuhan ekonomi. Dampak sudah mulai terasa sejak minggu kedua Februari. Sejauh ini, sudah tujuh nyawa yang melayang akibat wabah tersebut.
Ratusan pasangan peserta nikah massal mengenakan masker untuk mencegah wabah virus corona saat acara nikah massal di Unification Church at Cheongshim Peace World Centre, Gapyeong, Korea Selatan, Jumat (7/2/2020)./Antara
Ratusan pasangan peserta nikah massal mengenakan masker untuk mencegah wabah virus corona saat acara nikah massal di Unification Church at Cheongshim Peace World Centre, Gapyeong, Korea Selatan, Jumat (7/2/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Wabah virus corona kini menghantam ekonomi Korea Selatan seiring dengan lonjakan korban. Pemerintah Korea Selatan mengatakan pemulihan ekonomi negara ini berada di bawah ancaman wabah yang telah menyebar secara dramatis ke seluruh negeri selama sepekan terakhir.

Mengutip penurunan konsumsi domestik dan ekspor ke China, Wakil Perdana Menteri Kim Yong-beom berjanji akan mengambil tindakan untuk meminimalkan dampak tersebut.

"Epidemi ini menimbulkan kekhawatiran besar bahwa itu akan membatasi tren pemulihan ekonomi yang dimulai akhir tahun lalu," kata Kim dilansir Bloomberg, Senin (24/2/2020).

Samsung Electronics Co dan LG Electronics Inc. merupakan dua diantara perusahaan yang mengambil tindakan pencegahan di tengah meningkatnya jumlah kasus, termasuk infeksi seorang karyawan Samsung di pabrik produksi lokal.

Perusahaan teknologi terbesar di negara itu menutup operasi di pabrik di Kota Gumi selama akhir pekan kemarin, setelah karyawan dinyatakan positif terkena virus. Samsung mengatakan pihaknya berencana memulai kembali operasi pada Senin sore waktu setempat.

Saham Samsung Electronics pun turun seiring dengan indeks saham KOSPI dan won yang anjlok karena investor menolak risiko.

Adapun jumlah infeksi di Korea Selatan melonjak dari 30 menjadi lebih dari 760 dalam sepekan terakhir. Di Negeri Ginseng, virus ini telah merenggut setidaknya tujuh nyawa.

Lonjakan ini kemudian mendorong Presiden Moon Jae-in meningkatkan peringatan penyakit menular ke tingkat tertinggi untuk pertama kalinya sejak 2009.

Sementara itu, Bank of Korea telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas dampak virus. Semakin banyak ekonom yakin bank sentral akan memangkas suku bunga acuan. Kim mengatakan pemerintah sedang meninjau semua langkah yang mungkin dilakukan termasuk menggelontorkan anggaran tambahan.

Ekonomi Korea Selatan cenderung terkena dampak cepat oleh peristiwa global karena ketergantungannya pada perdagangan dengan China. Impor Korea dari ekonomi terbesar kedua dunia itu anjlok 19 persen dalam 20 hari pertama Februari 2020. Hal itu menggambarkan bagaimana virus itu mengganggu rantai pasokan di kawasan itu.

"Bank of Korea dapat mengurangi [suku bunga acuan] pada pertemuan Februari sebagai langkah pre-emptive untuk meredam dampak ekonomi dari wabah coronavirus," kata Justin Jimenez, ekonom Bloomberg Economics.

Ekonomi Korea Selatan diperkirakan akan semakin anjlok karena ketakutan menyebar luas di antara masyarakat dan membatasi kegiatan ekonomi. Pemerintah telah mendesak warga untuk menghindari kegiatan di luar ruangan dan layanan keagamaan massal.

Kasus yang terjadi pada salah satu karyawan Samsung menebar kekhawatiran karena di Kota Gumi terdapat sejumlah fasilitas yang dioperasikan pabrik lain termasuk LG Electronics, LG Display, Toray Group dan perusahaan lain. Samsung memiliki dua pusat produksi di Gumi, sekitar 200 kilometer sebelah tenggara Seoul.

Sedangkan LG Electronics, yang memiliki pabrik TV di kompleks industri Gumi, memberi tahu pekerja yang pulang-pergi dari Daegu untuk bekerja dari rumah. LG Display telah menginstruksikan pekerja yang telah mengunjungi Daegu untuk tidak datang ke kantor selama dua minggu. Sementara staf kantor pusat dilarang mengunjungi wilayah tersebut tanpa persetujuan dari manajemen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper