Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas moneter China menyampaikan optimisme bahwa perekonomian Negeri Tirai Bambu itu akan segera pulih.
Ekonomi China diyakini akan meningkat dengan cepat setelah melewati wabah virus Corona. Pejabat senior People's Bank of China (PBOC) menyatakan negara itu akan mampu melakukan pemulihan dan membentuk pola menyerupai huruf V (V-shaped), pertumbuhan turun lalu naik kembali dalam jangka waktu pendek.
Chen Yulu, Wakil Gubernur PBOC, mengatakan fundamental ekonomi domestik yang sehat tetap tidak berubah dalam jangka menengah hingga panjang meskipun terjadi pelambatan jangka pendek karena epidemi.
"China memiliki ruang kebijakan yang cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil. China adalah salah satu dari sedikit ekonomi utama di dunia yang mempertahankan kebijakan moneter normal. Dilengkapi dengan perangkat kebijakan yang kaya, China mampu mengatasi berbagai ketidakpastian," kata Chen, dilansir Bloomberg, Minggu (23/2/2020).
China telah menerapkan langkah-langkah termasuk injeksi likuiditas ke sistem perbankan dan pemotongan suku bunga untuk melawan dampak wabah.
Presiden Xi Jinping berulang kali memastikan bahwa China akan memenuhi tujuan ekonominya, dan memulihkan pasar keuangan. Saham domestik juga telah pulih lebih dari US$1 triliun nilai pasar sejak jatuh pada awal Februari.
Adapun total kasus infeksi virus Corona di negara itu naik menjadi 76.936 pada hari Sabtu, dengan total kematian 2.442.