Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inovasi Alat Medis Covid-19, Pemerintah Pusat Apresiasi Langkah Jawa Barat

Pemerintah mengapreasiasi langkah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengkolaborasikan para ilmuwan dari beberapa kampus, BUMN, dan pihak swasta sehingga menghasilkan alat medis Covid-19 buatan lokal.
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengapreasiasi langkah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengkolaborasikan para ilmuwan dari beberapa kampus, BUMN, dan pihak swasta sehingga menghasilkan alat medis Covid-19 buatan lokal.

Terbaru, kolaborasi dari ITB dan Universitas Padjajaran (Unpad) untuk menghasilkan rapid tes dan PCR buatan lokal murah dan akurat. Atas upaya dan keberhasilan Jawa Barat itu, Menteri Riset dan Inovasi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengapresiasi langkah Gubernur Ridwan Kamil yang biasa disapa RK.

Menurutnya, upaya penanganan wabah dengan riset maupun inovasi penting dilakukan Indonesia. Hal tersebut, lanjutnya, akan memperkuat posisi negeri ini selama dan pascapandemi.“Semakin banyak inovasi buat Indonesia, semakin baik. Langkah [RK] itu patut didukung,” ucap Bambang, Jumat (15/5/2020).

Pemerintah, menurutnya, mengapresiasi langkah berbagai pihak di dalam negeri yang bekerja keras untuk menghasilkan alat screening dan diagnosa. Dia juga mengatakan, saat ini Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga tengah menghasilkan alat rapid tes dan PCR yang rencananya akan diproduksi mulai Mei mendatang.

Hal senada juga diungkapkan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto. Lebih lanjut, meski pihaknya belum mengetahui detail hasil riset dan inovasi yang dilakukan Jabar. Menurutnya, inovasi dari kampus maupun BUMN positif mengingat hingga sampai produksi para pihak mesti menempuh waktu yang panjang.

Dia mengungkapkan apa yang dilakukan Biofarma dan sejumlah kampus misalnya untuk membuat rapid tes saja membutuhkan waktu 1,5 bulan setelah mengalami beberapa kali uji klinis dan sebagainya. Setelah berhasil baru kemudian mendapatkan izin untuk produksi. “Setidaknya tetap harus memerlukan uji keandalan kesehatan, itu masih membutuhkan waktu,” jelas Yuri.

Sebelumnya, Ridwan Kamil melansir kabar terbaru terkait kolaborasi para peneliti Unpad dan ITB melahirkan kembali inovasi untuk penanganan Covid-19 di Jawa Barat.

RK mengatakan Jawa Barat yang melibatkan ilmuwan dan kampus dalam penanganan Covid-19 yang diinisiasi oleh Unpad dan ITB berhasil memproduksi dua jenis alat tes di luar PCR dan Rapid Tes. “Yang pertama Rapid Test 2.0 kecepatannya sama seperti rapid tes tapi akurasinya 80%,” katanya, Kamis (14/5/2020).

Menurutnya, alat ini juga berbeda dengan rapid test normal dimana tak menggunakan tes daerah namun swab test. Dibandingkan dengan rapid test lain yang hanya mengetes benda asing di dalam antibody dan tidak spesifik ke virus. “Yang 2.0 ini menggunakan antigen, virusnya ketemu,” tuturnya.

Ridwan Kamil mengatakan alat ini rencananya akan diproduksi pada Juni mendatang sebanyak 5 ribu tes kit dan diproduksi Biotek di Jawa Barat. Selanjutnya 50.000 produksi akan dilakukan pada Juli. “Harganya lebih murah, maksimal Rp120.000-an, yang dulu Rp300.000,” tuturnya.

Penelitian Unpad dan ITB juga menghasilkan alat tes PCR baru yang tidak memerlukan pemeriksaan di laboratorium. Melainkan cukup di laptop dan power suplai seperti aki motor yang bisa menghasilkan delapan sampel. “Bisa dibawa mobil, bisa mengetes di pasar, tempat pariwisata, dimanapun. Akurasinya sama seperti PCR, harganya Rp200 juta,” katanya

Gubernur menilai dua alat yang bisa berkontribusi penting dalam penanganan Covid-19 ini merupakan sumbangsih para ilmuwan yang melakukan bela negara melalui keilmuan-nya.

“Inilah sumbangsih dari para ilmuwan yang bela negara melalui ilmunya.ada yang bela negara melalui perang covid melalui garis depan, itu dokter tenaga kesehatan ada yangbela negara dengan hartanya, ada yang dengan ilmunya. Saya mengapresiasi berterimakasih,” tuturnya.

Inovasi ini juga menguatkan Jabar menjadi provinsi paling progresif salam memproduksi alat biokteknologi lokal lewat dukungan BUMN dan kampus. “Jabar bisa mengejar target 300 ribu dengan alat PCR sendiri [buatan] Biofarma, dengan rapid test 2.0, SPR buatan Unpad, ITB dengan ventilator PT DI dan Pindad. Menunjukan bangsa kita bisa memproduksi alat bioteknologi sendiri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper