Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menghadang Covid-19 di Tengah Konflik Dunia

Influenza, atau virus H1N1 yang muncul kembali sebagai jenis baru selama pandemi flu babi 2009, diberi label "flu Spanyol" pada saat Perang Dunia I.
Ilustrasi sample darah yang terindikasi positif virus corona/Antara-Shutterstock
Ilustrasi sample darah yang terindikasi positif virus corona/Antara-Shutterstock

Pasukan Mematikan

Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan wabah Covid-19 di lebih dari 190 negara telah dan akan terus campur tangan dalam banyak konflik bersenjata yang sedang berlangsung.

Pasukan virus mematikan itu akan masuk terutama ke daerah yang tidak stabil di seluruh dunia. Mulai dari Afghanistan ke Suriah, hingga perang yang berlarut-larut antara Pemerintah Meksiko dan berbagai negara yang terlibat kartel narkoba.

Lalu, bisakah kita mendapatkan pelajaran dari sejarah tentang apa yang terjadi dalam perang ketika pandemi menyerang? Jawabannya tentu bisa. Kita tahu bahwa tidak ada yang aman, bahkan politisi dan jenderal dari serangan “pasukan hantu” tersebut.

Lihat saja ketika merebaknya apa yang diyakini sebagian orang sebagai penyakit tifus yang melanda Athena selama Perang Peloponnesia. Perang pada abad kelima sebelum masehi itu telah menewaskan Pericles, jenderal terkenal sekaligus seorang negarawan.

Penyakit tidak berhenti di situ. Wabah itu terus membunuh sepertiga dari populasi Athena dan melemahkan moral rakyat negara itu. Secara keseluruhan, fenomena tersebut telah merusak keseimbangan kekuatan militer dalam perang melawan Sparta, yang kemudian mengalahkan Athena beberapa kemudian.

“Ketika kita berpikir tentang pandemi dan perang, maka kasus influenza yang melanda dunia selama Perang Dunia I yang muncul di pikiran kita,” ujar Anthony Pahnke, pengamat Hubungan Internasional di San Francisco State University seperti dikutip Aljazeera.com, Minggu (5/4/2020).

Influenza, atau virus H1N1 yang muncul kembali sebagai jenis baru selama pandemi flu babi 2009, diberi label "flu Spanyol" pada saat Perang Dunia I.

Alasannya adalah bahwa dari semua negara yang terkena, Spanyol adalah negara pertama yang melaporkan penyakit itu setelah pasukannya berperang di negara lain lain.

“Terlepas dari namanya, pandemi ini memusnahkan tentara, warga sipil dan para pemimpin. Presiden AS Woodrow Wilson, menurut beberapa orang, menderita penyakit itu,” ujar profesor tersebut. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper