Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan pemerintah berupaya mendatangkan maupun memproduksi ventilator di dalam negeri untuk membantu penanganan virus corona di Tanah Air.
Meski begitu, Erick mengatakan bahwa saat ini pemerintah akan berfokus untuk mendatangkan ventilator dari luar negeri, baik dengan membeli atuapun mengandalkan sumbangan dari sejumlah pihak.
Di sisi lain Erick juga mengatakan bahwa pemerintah juga terus memantau pengembangan ventilator yang dilakukan oleh sejumlah institusi pendidikan lokal. Menurutnya, sejumlah BUMN sudah disiapkan untuk memproduksi alat tersebut jika memungkinkan.
“Dengan penemuan yang ada di universitas seperti UI, ITB, bahkan kami dari pertahanan juga BPPT dan PT Len Industri (Persero) juga sudah melihat, kalau bisa kami bantu produksi tentu kami bantu, kami akan lihat,” jelasnya di Jakarta, Senin (6/4/2020).
Meski begitu, dia menyatakan bahwa saat ini pengadaan alat kesehatan maupun obat untuk penanganan virus corona juga tidak mudah dilakukan. Pasalnya, semua negara tengah membutuhkan hal serupa sehingga peningkatan permintaan terjadi secara global.
Dia mengatakan pemerintah juga berkoordinasi dengan industri untuk menjemput bahan baku produksi alat kesehatan. Sebagai contoh, produksi masker di dalam negeri masih mengandalkan bahan baku dari China dan Korea Selatan. Bahan baku produksi obat juga masih 90 persn dari luar negeri.
Baca Juga
“Ini adalah tentang bangsa ini ke depan sekuat apa, [virus corona] ini adalah tesnya. Kita tidak hanya melihat dari sisi kesehatan, tapi juga supply—demand, dan lain-lainnya. Kami di BUMN berusaha, ingin menjadi bagian agar bisa meng-handle health security,” ujarnya.
Dia menjelaskan salah satu bantuan terbaru yang didapatkan pemerintah adalah dari LG International berupa 50.000 CR (polymerase chain reaction) diagnostic test kit. Sebanyak 20.000 di antaranya akan diberikan kepada BPOM, 5.000 untuk Jawa Barat, 20.000 untuk RS BUMN, dan 5.000 untuk Bekasi dan Depok, khusus untuk pabrik Korea yang berada di sana.
LG international merupakan salah satu perusahaan asal Negeri Ginseng atau Korea Selatan yang berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi yang dilakukan adalah terkait pengembangan industri baterai dan mobil listrik.
Erick mengatakan bahwa untuk mendukung komitmen investasi tersebut, Pemerintah memastikan pengerjaan proyek strategis untuk pengembangan industri mobi llistrik akan tetap dilakukan. Dia juga sebelumnya menyebut proyek pembangkit listrik 35.000 MW akan jalan terus.
“Intinya bahwa kami di BUMN tetap sesuai dengan statemennt awal, proyek-proyek strategis kita akan terus jalankan tapi kita juga maping mana yg saat ini harus ditunda. Nah baterai ini proyek jangka panjang yang salah satunya kalau kita bangun, 4 tahun lagi bisa jadi kenyataan, apakah akan ditunda? Enggak, ini akan jalan terus.”