Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Atasi Corona, Pabrikan AS Flex Bakal Produksi 30.000 Ventilator

Ventilator tersebut akan diproduksi dalam jangka waktu sebulan, pada Mei atau Juni 2020
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien. ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien. ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu pemasok komponen Apple, Flex Ltd., berencana membuat ribuan ventilator atau alat bantu pernapasan dalam rangka penanganan pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan karena angka pasien positif corona meningkat, sementara pasokan ventilatornya minim.

Kepala Solusi Medis Flex John Carlson mengatakan perusahaan yang berbasis di San Jose, California ini akan memproduksi 25.000 hingga 30.000 ventilator dalam jangka waktu sebulan pada Mei atau Juni 2020.

"Itu sama dengan jumlah produksi tahunan industri, tetapi 1 juta mesin ini dibutuhkan sekarang," katanya dilansir dari Bloomberg, Sabtu (4/4/2020).

Flex setidaknya menghasilkan sekitar US$2 miliar dalam penjualan tahunan dengan memproduksi perangkat medis untuk perusahaan lain. Namun, ventilator biasanya dibuat sendiri oleh perusahaan peralatan medis yang dipasoknya.

Oleh karena itu, ini merupakan pembuatan ventilator perdana bagi Flex. Carlson mengatakan perusahannya dan produsen elektronik lainnya juga memiliki tanggung jawab untuk mengatasi pandemi ini.

Apalagi diketahui fakta produksi ventilator diperlambat oleh terbatasnya ketersediaan katup dan tabung yang mengontrol aliran udara masuk dan keluar bagi pasien. 

"Ini biasanya dibuat oleh perusahaan spesialis kecil saya, yang memasok ke perusahaan peralatan medis, yang pada gilirannya merakit ventilator sendiri. Itu membuatnya sulit untuk meningkatkan produksi dengan cepat," kata Carlson. 

Flex, lanjut Carlson, akan bekerja untuk membuat ventilator versi sendiri dari katup dan tabung dengan merekayasa balik unit yang ada dan menggunakan teknik seperti pencetakan 3D. Produksi diyakini akan berlangsung cepat karena Flex memiliki pabrik di sejumlah negara.

Sejauh ini, banyak perusahaan yang berusaha membuat ventilator, termasuk saingan Flex. Presiden AS Donald Trump telah mengimbau produsen mobil untuk ikut serta membuatnya, tetapi Carlson mengatakan perusahaan-perusahaan itu tidak memiliki pengalaman membuat perangkat tersebut dan akan membutuhkan waktu yang cukup lama. 

"Sepertinya masalah sederhana, tetapi detailnya menjadi lebih rumit," sebutnya.

Virus corona telah menginfeksi lebih dari 1 juta orang dan memakan korban 58.000 di seluruh dunia. Pada Jumat, gubernur New York dan New Jersey memerintahkan ventilator yang tidak digunakan untuk disita dari fasilitas medis dan didistribusikan kembali ke rumah sakit yang merawat pasien virus corona.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Desyinta Nuraini
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper