Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekayaan Pemilik Pabrik Ventilator China Naik Rp123,84 triliun

Virus corona atau Covid-19 telah menghancurkan ekonomi dan pasar. Namun, kekayaan tiga pendiri perusahaan produsen ventilator ini melejit.
Ilustrasi - Warga menggunakan masker saat berjalan melewati toko-toko di Nanjing Road di Shanghai, China, Sabtu (14/3/2020). Bloomberg/Qilai Shen
Ilustrasi - Warga menggunakan masker saat berjalan melewati toko-toko di Nanjing Road di Shanghai, China, Sabtu (14/3/2020). Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Tiga pendiri perusahaan produsen ventilator justru berhasil meningkatkan kekayaan hingga mencapai US$7,3 miliar atau setara Rp123,84 triliun pada tahun ini di tengah merebaknya pandemi virus corona yang justru menghancurkan ekonomi, pasar, dan keuntungan pihak lain.

Dilansir Bloomberg, Jumat (3/4/2020), saham Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics Co meningkat 41 persen didorong oleh lonjakan permintaan perangkat ventilator. Pasalnya, virus corona mengakibatkan pasien mengalami kesulitan bernapas sehingga dibutuhkan mesin untuk menyambung hidup.

"Permintaan global setidaknya 10 kali lipat dari mesin yang kini tersedia di rumah sakit," ujar sekretaris dewan direksi Mindray, Li Wenmei, seperti dikutip Bloomberg.

Chairman Mindray, Li Xiting, seorang warga negara Singapura dan orang terkaya di negara itu, juga menambahkan US$3,7 miliar (Rp62,77 triliun) ke dalam pundi-pundi kekayaan bersihnya. Nilai dengan total kekayaannya, menurut Bloomberg Billionaires Index, mencapai US$12,7 miliar (RP215,44 triliun).

Penambahan itu menempatkan Li sebagai salah satu dari lima top gainers di seluruh dunia. Jeff Bezos yang merupakan orang terkaya di dunia mencatatkan penambahan kekayaan sebesar US$3,4 miliar (Rp57,68 triliun) sementara kekayaan Bill Gates turun US$15,3 miliar (Rp259,55 triliun).

Krisis kesehatan global ini menunjukkan kebutuhan ventilator yang sangat mendesak. Perusahaan-perusahaan seperti Ford Motor Co. hingga General Motors Co. bergegas untuk membantu meningkatkan produksi.

Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo menyampaikan bahwa pasokan ventilator di daerah itu sudah sangat menipis. Sampai akhir bulan lalu, ventilator milik Mindray tidak dapat diperdagangankan di pasar AS.

Otoritas obat dan makanan di AS (FDA) mengizinkan penggunaannya berdasarkan aturan darurat yang dirancang untuk membantu mengurangi kekurangan sumber daya. Langkah itu juga telah meningkatkan prospek Mindray.

"Otorisasi itu memberikan peluang bagi produk ventilator China untuk memasuki pasar AS dengan cepat," ujar kelompok analis yang dipimpin oleh Tian Jiaqiang di Citic Securities Co., dalam catatan penelitian pekan ini.

Mindray, perusahaan yang menghasilkan 3.000 ventilator dalam satu bulan, bukan satu-satunya produsen alat berat di China.

Beijing Aeonmed Co. juga mendapat otorisasi FDA bulan lalu, menurut situs web regulator. Saham Jiangsu Yuyue Medical Equipment & Supply Co, produsen lain, telah menguat 98 persen tahun ini di Shenzhen dan meningkatkan nilai pasarnya menjadi US$5,7 miliar (Rp96,69 triliun).

Meski demikian, lonjakan saham perusahaan dan kekayaan produsen ventilator tidak akan bertahan lama. Analis Bloomberg Intellgence Nikkie Lu, mengatakan seiring bertambahnya usia masyarakat, permintaan akan tumbuh untuk alat bantu pernapasan, tetapi dalam skala yang terlihat selama krisis ini berlangsung.

"Penjualan pasti akan turun setelah wabah," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper