Bisnis.com, JAKARTA - Facebook Inc. akan menempatkan informasi virus corona di bagian atas halaman muka pengguna untuk menyebarkan materi terverifikasi dari sumber tepercaya termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Halaman informasi ini juga bertujuan untuk menangkal penyebaran informasi palsu atau hoaks seputar pandemi virus Corona jenis baru (Covid-19).
Chief Executive Officer Facebook Mark Zuckerberg mengatakan pusat data ini akan menyajikan konten oleh akademisi dan selebritas, tips-tips dan praktik-praktik terbaik dari WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengenai masalah seputar menjaga jarak interaksi sosial dan mencuci tangan.
Selain itu, aplikasi pesan WhatsApp juga meluncurkan halaman informasi Covid-19 untuk petugas kesehatan, pendidik, dan pemerintah.
Sebelumnya, Twitter Inc. mengumumkan peningkatan kebijakan moderasi seputar virus Corona dan mengatakan akan bertindak untuk mengekang penyebaran informasi yang salah dan memperluas definisi konten berbahaya.
Facebook mencatat adanya lonjakan aktivitas pengguna, bahkan lebih tinggi saat Tahun Baru, karena pengguna ingin mengetahui, memahami apa yang terjadi dengan Corona dan mencoba tetap terhubung dengan teman dan keluarga, terutama saat mereka bekerja dari rumah.
Baca Juga
Hal ini berarti banyak orang mengandalkan Facebook sebagai cara utama untuk mendapatkan berita.
Pekerjaan perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California, ini juga menjadi lebih rumit karena karyawannya juga bekerja dari rumah. Ini berarti moderator konten tidak memiliki akses ke sistem yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan. Facebook sedang menugaskan karyawan tetapnya untuk pekerjaan moderasi, dengan fokus terutama pada penghapusan berita yang dapat menimbulkan bahaya.
Mereka akan memusatkan perhatian paling besar pada aktivitas mencatat konten mengenai bunuh diri dan melukai diri sendiri, serta materi yang menawarkan solusi coronavirus berbahaya, seperti minum cairan pemutih.
“Memberitahu orang bahwa minum cairan pemutih akan menyembuhkan mereka jelas akan membahayakan," ungkap Zuckerberg, seperti dikutip Bloomberg.
Selain itu, Facebook juga mencatat peningkatan drastis penggunaan Facebook Live, Instagram Live dan aplikasi pengiriman pesan. Di Italia saja, video live meningkat dua kali lipat dari biasanya. Panggilan suara dan video di WhatsApp dan Facebook Messenger juga meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Facebook memperkirakan lonjakan terus berlanjut karena lebih banyak negara memerintahkan penduduknya untuk tinggal di rumah atau memberlakukan pembatasan wilayah.
Meski begitu, Zuckerberg memperkirakan bahwa wabah Covid-19 dan strategi penahanan yang diberlakukan untuk membendung penyebaran virus akan menyebabkan "kejutan ekonomi besar."
Zuckerberg juga mengatakan lembaga pemerintah belum meminta perusahaan media sosial untuk memberikan informasi pengguna guna melacak penyebaran virus.