Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi yang terjadi di pesisir Bengkulu dan Lampung Barat pada Selasa malam (10/3/2020) tidak berpotensi tsunami.
Dalam keterangan resmi, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, menyampaikan pada Selasa (10/3/2020) pukul 21.06.28 WIB di wilayah pesisir Bengkulu dan Lampung Barat diguncang gempa tektonik.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=5,8 yang kemudian dimutakhirkan menjadi Mw=5,6. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 5.93 LS dan 102.94 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 98 km arah Tenggara Enggano, Bengkulu pada kedalaman 27 km,” paparnya melalui siaran pers.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust fault).
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Liwa IV MMI, oleh orang banyak dalam rumah, Pagar Dewa, Banjit, Way Kanan III MMI. Berdasarkan keterangan, getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan-akan ada truk berlalu.
Selanjutnya, getaran juga dirasakan di daerah Manna, Kaur, Krui II-III MMI, Bengkulu II MMI. Di sana getaran dirasakan oleh beberapa orang, dimana benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Baca Juga
Hingga malam ini, sambung Rahmat, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
“Hingga hari Selasa, 10 Maret 2020 pukul 21.16 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock),” imbuhnya.
BMKG pun merekomendasikan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, warga dapat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Selain itu, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah.