Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Ma'ruf Amin: Universitas Harus Bisa Tangkal Radikalisme

Menurut Wapres Ma'ruf Amin kampus merupakan tempat pembinaan karakter yang memiliki peran penting dalam menangkal radikalisme.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/2/2020)/Istimewa
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/2/2020)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan bahwa kampus dapat menjadi lembaga pendidikan penting bagi mahasiswa untuk menghadang radikalisme.

Hal itu disampaikan Wapres Ma'rif Amin saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (19/2/2020).

Menurut Wapres, selain tempat belajar, kampus juga menjadi tempat pembinaan karakter yang diperlukan untuk membangun bangsa. Pembinaan karakter ini nantinya memiliki peran penting dalam penangkalan radikalisme.

"Saya harapkan kampus ini dapat menyampaikan lebih banyak narasi tentang toleransi atau kerukunan, sikap cinta kepada sesama, nasionalisme, patriotisme dan bela negara,” kata Ma'ruf seperti dikutip dalam siaran pers, Rabu (19/2/2020).

Lebih lanjut, Wapres memaparkan 5 kerangka penangkalan dan radikalisme yang telah disiapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Kelima framework tersebut, papar Wapres, terbagi dalam 5 kelompok yaitu (1) kelompok indifference, (2) kelompok latent, (3) kelompok expressive, (4) involvement group, dan (5) action group.

“Tujuan saya menyampaikan framework ini adalah agar kita memahami tahapan perubahan seseorang yang tadinya tidak memiliki pikiran radikal, perlahan-lahan dicuci otaknya melalui proses radikalisasi sehingga dapat menjadi pelaku terorisme. Dengan memahami framework ini kalangan kampus diharapkan dapat membantu dalam melakukan penangkalan radikalisme dan terorisme ini,” tutur Wapres.

Wapres juga mengingatkan bahwa salah satu pemicu radikalisasi adalah adanya intoleransi. Wapres menekankan bahwa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk rentan dengan terjadinya intoleransi. Untuk itu, tegas Wapres, pendiri bangsa telah sepakat untuk membangun Indonesia sebagai negara yang menjamin kemajemukan.

“Oleh karena itu kita harus menjaga dan mengembangkan teologi kerukunan dalam berbangsa dan bernegara,” imbau Wapres.

Menutup kuliah umumnya, Wapres menyampaikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika Universitas Mataram atas kontribusinya dalam membahas salah satu tantangan bangsa, yaitu penanganan paham radikal terorisme dan mendorong agar lembaga pendidikan lainnya dapat turut berkontribusi dalam memberantas radikalisme melalui sisi pendidikan dan karakter.

“Saya mengharapkan agar seluruh civitas akademika Universitas Mataram dapat dengan fasih menyampaikan seluruh pesan-pesan di atas tadi. Saya juga mengharapkan agar kampus-kampus lain dapat mengikuti jejak Universitas Mataram untuk secara serius memerangi faham radikal terorisme,” tutup Wapres.

Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah melaporkan mengenai program Provinsi NTB yang dijalankan saat ini di bawah kepemimpinannya, yaitu pengiriman 1.000 mahasiswa untuk belajar ke luar negeri.

“Kami mengirimkan mahasiswa putra-putri terbaik NTB bukan karena kualitas pendidikan di dalam negeri kurang dibandingkan universitas di luar negeri. Tapi pesan yang paling jelas dan tegas yang ingin kami sampaikan bahwa kami ingin mengirimkan putra-putri Nusa Tenggara Barat ke luar negeri untuk mengubah cara pandang dalam menyikapi hidup ini,” ungkap Zulkieflimansyah.

Menutup sambutannya, Wapres berharap agar materi yang dipaparkan dapat menjadi dasar bagi lembaga pendidikan, khususnya kampus, dalam memerangi radikalisme.

Hadir dalam kuliah umum antara lain  Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, Anggota DPR RI Helmi Faishal Zain, dan Pangdam IX Udayana Benny Susianto.

Sementara Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan Muhammad Iqbal, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Lukmanul Hakim, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Muhammad Imam Azis, Tim Ahli Wapres Mochamad Iriawan dan Nurdin Tampubolon serta Bambang Widianto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper