Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyebutkan wabah virus corona bakal menghantam ekonomi negara tersebut.
Bahkan, dia memperkirakan tekanan itu akan lebih parah dibandingkan ketika Singapura mengalami wabah SARS pada 2003.
“Saya tidak bisa mengatakan apakah Singapura akan masuk resesi atau tidak. Itu [resesi] sangat mungkin, tetapi yang pasti ekonomi Singapura akan tertekan akibat ini,” ujarnya, dilansir dari Bloomberg, Jumat (14/2/2020).
Menurutnya, wabah virus corona membutuhkan waktu lebih lama untuk dibasmi di Singapura dibandingkan SARS. Ekonomi Negeri Singa ini sangat bergantung kepada China sehingga pelemahan ekonomi China bakal berdampak signifikan terhadap ekonomi Singapura.
Ekonomi Singapura tercatat tumbuh 0,7 persen pada tahun lalu. Laju ekonomi tahun lalu merupakan yang terendah sejak satu dekade lalu.
Terpisah, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) telah mengonfirmasi delapan kasus baru positif virus corona baru (Covid-19) pada Kamis (13/2/2020). Maka total kasus positif Covid-19 di Negeri Singa menjadi 58 kasus.
Baca Juga
Berdasarkan rilis Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, hingga hari ini, Jumat (14/2/2020), terdapat 15 orang yang telah dinyatakan sembuh. Sementara itu, 43 pasien dinyatakan dalam kondisi stabil dan 7 orang dalam perawatan ICU.
Adapun 8 kasus baru tersebut semuanya tidak memiliki riwayat bepergian ke China. Dari delapan orang yang positif, enam diantaranya merupakan warga negara Singapura dan dua lainnya merupakan warga negara Bangladesh.
Dari penelusuran kasus positif Covid-19, sampai 13 Februari 2020 MOH telah mengidentifikasi 1.278 orang yang pernah menjalin kontak intensif dengan pasien positif Covid-19. Dari 1.161 orang yang berada di Singapura, 1.144 telah dikarantina, sementara 17 orang masih ditelusuri keberadaannya.
Sedangkan sebanyak 711 kasus yang dicurigai telah dinyatakan negatif Covid-19 dan 82 kasus lainnya masih menunggu hasil tes.