Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Singapura akan paket ekonomi untuk mengurangi dampak wabah virus corona atau Covid-19 pada 18 Februari 2020 mendatang.
Kebijakan ini diambil menyusul dampak wabah corona yang dinilai lebih buruk dibandingkan wabah SARS pada 2003 silam.
Menteri Pembangunan Nasional Singapura Lawrence Wong mengatakan meningkatnya ancaman ekonomi Singapura disebabkan sejumlah faktor, salah satunya ekonomi China yang selama ini lebih berorientasi pada konsumsi dan layanan.
"Saya pikir Anda dapat mengantisipasi dampak yang lebih besar secara keseluruhan yang kemudian akan berdampak pada Singapura juga," kata Wong seperti dilansir Bloomberg, Kamis (13/2/2020).
Dia mengungkapkan pemerintah Singapura sedang bersiap menghadapi dampak virus corona yang lebih besar dengan mengeluarkan kebijakan anggaran khusus.
Wong menolak untuk mengungkapkan besar paket kebijakan ekonomi. Dia juga enggan mengatakan apakah bantuan ini akan lebih besar dari yang dikucurkan pemerintah saat epidemi SARS senilai S $ 230 juta (US$ 166 juta) yang juga menghancurkan ekonomi Singapura pada saat itu.
Paket bantuan SARS sebelumnya berisi potongan pajak properti dan program pinjaman sementara untuk perusahaan kecil dan menengah.
Paket ini membantu mereka dengan masalah arus kas jangka pendek. Di luar sektor-sektor tertentu seperti pariwisata dan perhotelan yang telah melemah, Wong menilai dampak yang lebih luas bisa cukup parah.
"Kami sedang mempersiapkan paket yang kuat pada anggaran yang akan datang untuk membantu perusahaan kami dan juga untuk membantu para pekerja tetap dalam pekerjaan mereka," kata Wong.
Pukulan terbesar dari wabah virus corona diperkirakan akan menyebabkan 30 persen penurunan pada kedatangan dan pengeluaran wisatawan tahun ini.
Dalam sebuah laporan minggu lalu, DBS Group Holdings Ltd. mengatakan pihaknya melihat penurunan 1 juta wisatawan, sama dengan sekitar S $ 1 miliar dalam pengeluaran, untuk setiap tiga bulan larangan perjalanan di China tetap diberlakukan.
DBS menurunkan perkiraan pertumbuhan 2020 untuk Singapura menjadi 0,9 persen dari 1,4 persen sebagai respons terhadap dampak negatif dari virus.
Nomura Holdings Inc. juga memangkas prakiraan pertumbuhannya menjadi 0,3 persen dari 1,3 persen, sementara Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. melebarkan prakiraan 2020-nya untuk memasukkan faktor risiko penurunan yang lebih besar.
Tercatat saat ini di Singapura ada 47 kasus virus corona yang dikonfirmasi, salah satu jumlah terbesar yang terjadi di luar China.
Menanggapi meningkatnya jumlah pasien virus corona yang ditularkan secara lokal, pemerintah menaikkan tingkat respons penyakit ke level oranye, tingkat tertinggi kedua dan yang sama yang digunakan selama wabah SARS 2003.