Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Filipina memerintahkan evakuasi puluhan ribu warganya dari kawasan Timur Tengah, setelah Iran menembakkan roket ke pangkalan udara gabungan AS-Irak.
Warga Filipina diminta untuk meninggalkan Iran dan Lebanon, setelah sebelumnya perintah evakuasi warga Filipina di Irak diumumkan.
Menteri Tenaga Kerja Filipina Silvestre Bello mengatakan bahwa akan menjadi 'mimpi buruk' jika konflik antara Iran dan sekutu dekat Filipina, Amerika Serikat, berubah menjadi perang besar-besaran.
"Kami mengimbau mereka untuk pulang. Ketika kondisinya membaik, mereka dapat kembali jika mereka mau," kata Bello dikutip dari Reuters, Rabu (8/1/2020).
Menurutnya, lebih dari 2 juta warga Filipina tinggal dan bekerja di Timur Tengah. Lebih dari 30.000 di antaranya berada di Lebanon dan lebih dari 1.000 orang di Iran.
Sebuah kapal patroli Filipina telah diperintahkan berlayar ke Oman dan Dubai untuk membantu warga yang mungkin perlu dievakuasi.
Baca Juga
Menteri Lingkungan Filipina Roy Cimatu, seorang pensiunan jenderal yang ditunjuk oleh Presiden Rodrigo Duterte sebagai utusan khusus ke Timur Tengah, akan berangkat ke Qatar pada Kamis besok, sebelum menuju ke Baghdad untuk mengawasi upaya evakuasi.
Cimatu, yang mengawasi langkah serupa selama perang Irak, mengatakan konflik saat ini menghadirkan lebih banyak tantangan karena tidak hanya terbatas di Baghdad.
"Ini adalah permainan menebak yang akan menjadi target berikutnya," kata Cimatu kepada wartawan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan ada rencana untuk mengirim dua batalion pasukan dan marinir ke Irak untuk membantu evakuasi.