Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Timur Tengah Memanas, Malaysia Airlines Hindari Ruang Udara Iran

Reuters melaporkan, Rabu (8/1/2020), maskapai asal Malaysia tersebut akan menghindari wilayah konflik udara Iran, menyusul eskalasi dari ketegangan militer di kawasan tersebut.
Malaysia Airlines./JIBI-Endang Muchtar
Malaysia Airlines./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Situasi memanas di Timur Tengah yang dipicu perseteruan Iran dan AS menjadi perhatian maskapai global. Salah satunya, Malaysia Airlines.

Reuters melaporkan, Rabu (8/1/2020), maskapai asal Malaysia tersebut akan menghindari wilayah konflik udara Iran, menyusul eskalasi dari ketegangan militer di kawasan tersebut.

Seperti diketahui, Iran melancarkan serangan rudal terhadap pasukan pimpinan AS di Irak pada Rabu dini hari waktu setempat, sebagai pembalasan atas serangan drone AS terhadap seorang komandan Iran.

Pembunuhan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah menyamakan antara pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani dan pembunuhan 2018 terhadap pembangkang dan kolumnis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

Mahathir mengatakan, kedua pembunuhan itu terjadi melintasi batas, pelanggaran hukum, dan tindakan tak bermoral.

"Kita tak dalam posisi aman. Jika ada yang menghina atau mengatakan sesuatu yang membuat orang lain tak senang, maka bisa saja orang itu mengirim drone dan mungkin menembaki saya," katanya pada konferensi pers di ibu kota administrasi Putrajaya, dilansir dari Bloomberg, Selasa (7/1/2020).

Mahathir memperingatkan bahwa serangan AS di luar bandara Baghdad dapat memicu aksi terorisme. Namun, dia tak menyerukan kepada negara-negara Muslim untuk bersatu atas pembunuhan itu.

"Kami menemukan bahwa tindakan seperti itu dapat dilakukan oleh pria yang sangat kuat ini melawan hukum negara ini, melawan hukum dunia. Pada saat ini kita tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.

Dalam perkembangan terbaru, seperti dilaporkan kantor berita IRNA, pesawat penumpang Ukraina yang membawa setidaknya 170 orang di dalamnya, jatuh pada Rabu karena persoalan teknik setelah lepas landas dari bandara Imam Khomeini di Teheran.

Juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran Reza Jafarzadeh mengatakan, tim penyelamat telah dikirim ke area dekat bandara, tempat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines mengalami kecelakaan.

“Pesawat tersebut terbakar tetapi kami telah mengirim sejumlah kru, kami mungkin dapat menyelamatkan beberapa penumpang,” katanya dikutip dari Reuters.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper