Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan AS-Iran Meningkat, Investor Tahan Perdagangan Ekuitas

Saham Eropa terpantau turun. Sementara ekuitas berjangka Amerika Serikat dilaporkan melemah di Wall Street pada Rabu (8/1/2020), pascaserangan Iran terhadap pasukan AS di Irak.
Marinir AS dengan Batalion ke-2, Marinir ke-7 menjaga keamanan di kompleks kedutaan AS di Baghdad, Irak, 3 Januari 2020./ Sersan Marinir AS Kyle C. Talbot - via REUTERS
Marinir AS dengan Batalion ke-2, Marinir ke-7 menjaga keamanan di kompleks kedutaan AS di Baghdad, Irak, 3 Januari 2020./ Sersan Marinir AS Kyle C. Talbot - via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Eropa terpantau turun. Sementara ekuitas berjangka Amerika Serikat dilaporkan melemah di Wall Street pada Rabu (8/1/2020), pascaserangan Iran terhadap pasukan AS di Irak.

Pergerakan pasar yang tajam sebelumnya mulai memudar karena kekhawatiran bahwa serangan balasan itu akan mengarah pada eskalasi militer yang terus meningkat.

Dilansir melalui Reuters, S&P 500 berjangka turun hampir 2% pada satu waktu dan diperdagangkan 0,10% lebih rendah pada 0830 GMT. Sementara ekuitas Asia menutup posisi terendah mereka dan yen, yang merupakan safe haven, tetap stabil.

Di sisi lain, minyak berada pada posisi 1% lebih tinggi sementara emas bertahan pada rekor tertinggi selama tujuh tahun terakhir setelah serangan rudal di pangkalan udara Ain Al-Asad dan di kawasan Erbil di Irak, beberapa jam setelah pemakaman Qassem Soleimani berlangsung.

Seorang pejabat AS mengatakan Washington tidak mengetahui adanya korban dari serangan tersebut. Trump diperkirakan akan membuat pernyataan hari ini.

"Situasi langsung secara optis terlihat cukup dramatis tetapi yang penting untuk menjadi fokus adalah informasi mengenai tidak adanya korban jiwa yang dapat memberikan cukup ruang untuk meredakan situasi," kata Salman Ahmed, kepala strategi investasi di Lombard Odier Investment Managers, dikutip melalui Reuters, Rabu (8/1).

Indeks ekuitas pan-Eropa dibuka 0,5% lebih rendah meskipun tetap bertahan pada posisi 1,2% dari rekor tertinggi pada akhir 2019, kerugiannya tertahan oleh kenaikan setengah persen pada saham energi.

Adapun indeks ekuitas global MSCI terpantau melemah 0,2%.

Kerugian di Asia tercatat lebih besar di mana saham China ditutup lebih rendah 1,8%, Nikkei Jepang merugi 1,6% dan benchmark MSCI (ex-Jepang) Asia turun 0,6%.

Beberapa pasar sekarang berada dalam mode wait-and-see, menyusul pernyataan hawkish dari Trump atau kemungkinan serangan lanjutan dari Iran yang dapat mendorong aksi sell off risiko berikutnya.

Menurut Rob Carnell, kepala ekonom Asia-Pasifik di ING di Singapura, pergerakan reli tresuri AS pada Rabu (8/1) pagi, bisa berlanjut jika ada respon kuat dari AS atas serangan Iran.

Imbal hasil tresuri AS bertenor 10 tahun bertahan pada posisi 1,7951, lebih rendah dari 1,825 pada penutupan perdagangan di Wall Street Selasa (7/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper