Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Mike Pence : 4 Tahun Lagi untuk Trump di Gedung Putih

Susah senang dilakoni bersama. Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menunjukkan dukungannya untuk Presiden Donald Trump yang tengah menghadapi proses pemakzulan.
Wakil Presiden AS Mike Pence./Reuters
Wakil Presiden AS Mike Pence./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Susah senang dilakoni bersama. Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menunjukkan dukungannya untuk Presiden Donald Trump yang tengah menghadapi proses pemakzulan.

Di atas panggung kampanye di Michigan pada Rabu (18/12/2019) waktu setempat, Pence mengecam upaya "pemakzulan partisan” yang dilancarkan oleh Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS.

Ia juga mengelu-elukan keberhasilan pemerintahan Trump dalam mengamankan perbatasan serta memerangi terorisme dan membangun militer, untuk menjadikannya "yang terkuat dalam sejarah”.

“Saya di sini untuk satu alasan dan hanya satu alasan. [Masa pemerintahan] empat tahun lagi untuk Donald Trump di Gedung Putih,” tegas Pence yang langsung disambut riuh sorak sorai khalayak Kellog Arena, Michigan, seperti dilansir dari Detroit News.

Kurang dari satu jam setelah pidatonya, DPR AS yang dikuasai Demokrat memilih untuk menjadikan Trump presiden ketiga yang akan dimakzulkan dalam sejarah AS.

Oleh Pence, upaya pemakzulan itu disebut sebagai "aib".

Sejak hari pertama, tuturnya, Demokrat telah berusaha untuk membalikkan hasil pemilu dan kembali mengupayakannya pada Rabu (18/12/2019) karena mengetahui bahwa Trump tidak mudah untuk disingkirkan.

“Saya di sini karena saya mendukung Presiden Donald Trump, dan ketika presiden ini memperjuangkan pekerjaan di Amerika dan pekerja Amerika, saya mendukung Donald Trump,” lanjut Pence.

“Ketika presiden ini menentang Demokrat yang tidak melakukan apa-apa.. dan pemakzulan partisan mereka, kita mendukung Donald Trump,” tambahnya.

Mantan Gubernur Indiana itu juga menyinggung soal proses pemakzulan terhadap Trump. Ia membandingkan cuaca berangin di Michigan dengan apa yang disebutnya "banyak gangguan di Washington D.C."

"Sangat menyenangkan bisa bersama begitu banyak teman hari ini, dan keluar dari Washington, D.C. Sejujurnya, teman-teman, apa yang terjadi di Capitol Hill adalah hal yang memalukan,” ujar Pence.

“Mulai hari pertama pemerintahan ini, Demokrat di Washington telah berusaha untuk membalikkan hasil pemilihan terakhir [2016], dan mereka kembali lagi hari ini dengan suara pemakzulan partisan mereka,” paparnya.

Pada Rabu (18/12/2019) waktu setempat, dua pasal pemakzulan yang diajukan partai Demokrat yang mengendalikan DPR AS memenangkan sebagian besar suara dan akan diajukan ke Senat bulan depan untuk memutuskan apakah akan mencopot Trump dari jabatannya.

Pasal penyalahgunaan kekuasaan memperoleh suara 230 banding 197, sedangkan pasal penghalang penyelidikan Kongres diloloskan setelah mendapat mayoritas 229 banding 198 suara.

Pasal pertama menuduh Trump menyalahgunakan kekuasaannya dengan menekan Ukraina untuk menyelidiki Joe Biden, pesaing utama Trump dalam pemilihan presiden 2020, serta menyebarkan tuduhan bahwa Demokrat bersekongkol dengan Ukraina untuk ikut campur dalam pemilu 2016.

Adapun pasal kedua menuduh Trump menghalangi Kongres dengan mengarahkan pejabat dan lembaga administrasi agar tidak mematuhi panggilan DPR untuk memberikan kesaksian terkait pemakzulan.

Sementara itu, Trump yang mengincar masa jabatan periode kedua dalam pilpres November 2020, menyebut pemakzulan tersebut sebagai "upaya kudeta" oleh Demokrat yang berusaha untuk membatalkan kemenangannya dalam pemilu 2106.

Melalui surat enam halaman yang dituliskan pada Selasa (17/12/2019), Trump mengecam penyelidikan pemakzulan oleh DPR yang dikendalikan Demokrat dan bersumpah bahwa partai ini akan menyesali upaya mereka ketika para pemilih memberikan suara dalam pemilu 2020.

Dalam suratnya, Trump menjabarkan pembelaan terhadap tuduhan bahwa ia telah menyalahgunakan kekuasaan dan berupaya menghalangi proses penyelidikan terhadapnya.

Trump menegaskan bahwa interaksinya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang merupakan inti dari tuduhan yang mendorong proses pemakzulan terhadapnya, bukanlah kesalahan.

Menurut Trump, tuduhan bahwa ia menyalahgunakan kekuasaannya dengan menahan bantuan militer AS dari Ukraina untuk mencoba memaksa Zelenskiy menyelidiki pesaing politiknya adalah temuan yang tak berdasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper