Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Demo Hong Kong : China Tuduh Inggris Berpihak

Duta Besar China untuk London menuduh pemerintah Inggris telah memihak dalam aksi protes di Hong Kong dengan mengkritisi polisi dan pemerintah.
Pengunjuk rasa menguasai jembatan yang menjadi penghubung dengan kampus Chinese University di Hong Kong, China, Rabu (13/11/2019)./Reuters-Thomas Peter
Pengunjuk rasa menguasai jembatan yang menjadi penghubung dengan kampus Chinese University di Hong Kong, China, Rabu (13/11/2019)./Reuters-Thomas Peter

Bisnis.com, JAKARTA – Duta Besar China untuk London menuduh pemerintah Inggris telah memihak dalam aksi protes di Hong Kong dengan mengkritisi polisi dan pemerintah.

Dalam pernyataan kepada wartawan yang dilansir dari Reuters, Senin (18/11/2019), Duta Besar Liu Xiaoming mengatakan Inggris telah membuat pernyataan yang tak bertanggungjawab dan mencampuri urusan dalam negeri China.

“Kami telah menetapkan posisi kami terhadap pihak Inggris ketika mereka membuat pernyataan tidak bertanggungjawab atas Hong Kong. Saya pikir ketika pemerintah Inggris mengkritik polisi Hong Kong, mengkritik pemerintah Hong Kong dalam menangani situasi, mereka campur tangan ke dalam urusan dalam negeri China,” kata dia.

“Mereka tampak seperti seimbang, tetapi pada kenyataannya mereka memihak. Itulah posisi kami,” tambahnya.

Ketika konferensi pers tersebut berlangsung di Kedutaan Besar China di London, Kantor Luar Negeri Inggris mengeluarkan penyataan yang terbaru dalam serangkaian pernyataan tentang Hong Kong.

Pemerintah Inggris menyampaikan keprihatinannya mengenai situasi Hong Kong yang kian memanas dan ekskalasi kekerasan dari kedua pihak, baik kalangan pendemo maupun pihak yang berwenang.

Juru Bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintah Inggris sangat khawatir dengan meningkatnya kekerasan di Hong Kong dan mendesak otoritas setempat untuk menyetujui “sebuah cara untuk mengatasi situasi tersebut”.

“Kami sangat khawatir dengan situasi di Hong Kong dan ekskalasi kekerasan antara pengunjuk rasa dan polisi. Kami terus mendesak agar semua pihak tenang dan menahan diri, serta mendukung hak untuk melakukan demonstrasi secara damai,” katanya seperti dikutip dari Reuters.

“Kami percaya dialog politik adalah satu-satunya jalan ke depan dan kami ingin melihat otoritas Hong Kong menyetujui jalan untuk menyelesaikan situasi tersebut,” imbuhnya lagi.

Kerusuhan di Hong Kong kembali memanas pada Senin (18/11) ketika aparat polisi mengepung Universitas Politeknik Hong Kong (PolyU) yang diduduki para pengunjuk rasa anti-pemerintah. Mereka menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk memukul mundur para pengunjuk rasa yang bersenjatakan bom Molotov dan senjata lainnya.

Polisi juga menangkap beberapa pengunjuk rasa yang mencoba melarikan diri dari kampus tersebut. Pihak kepolisian menyampaikan bahwa sepekan terakhir aparat telah dikerahkan ke sekitar kampus dan meminta perusuh untuk pergi tapi peringatan tersebut diabaikan. Sejak akhir pekan lalu, polisi telah menangkap sekitar 154 orang terkait demo di Hong Kong yang berusia antara 13-54 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper