Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Campuri Politik Inggris, Trump Ingin PM Johnson dan Farage Bersatu

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan pemimpin Partai Brexit Nigel Farage untuk bersama-sama menjaga prospek perluasan perdagangan AS-Inggris setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa (UE)
Perdana Menteri Ingris Boris Johnson./Reuters
Perdana Menteri Ingris Boris Johnson./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan pemimpin Partai Brexit Nigel Farage untuk bersama-sama menjaga prospek perluasan perdagangan AS-Inggris setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa (UE).

Dilansir dari Reuters, Senin (4/11/2019), Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa keduanya adalah temannya. Namun menurutnya, Johnson adalah orang yang tepat untuk saat ini.

Ditanya pemimpin Inggris mana yang ia dukung, Trump berkata, “Saya suka mereka berdua. Saya pikir Boris akan memperbaikinya. Mereka berdua adalah teman saya. Yang ingin saya lihat adalah agar Nigel dan Boris bersatu. Saya pikir itu suatu kemungkinan."

Trump kemudian menambahkan bahwa keluarnya Inggris dari UE harus disusun untuk memfasilitasi perdagangan berkelanjutan antara Inggris dan Amerika Serikat.

"Kami ekonomi nomer satu di dunia dan jika Anda melakukannya dengan cara tertentu kami dilarang berdagang dengan Inggris," katanya. "Itu akan sangat buruk bagi Inggris, karena kita dapat melakukan lebih banyak bisnis (daripada) Uni Eropa."

Trump pertama kali memasuki kampanye pemilihan Inggris pada pekan lalu ketika ia mengatakan kepada Farage dalam wawancara radio bahwa pemimpin oposisi Partai Buruh sayap kiri, Jeremy Corbyn, akan 'sangat buruk' bagi Inggris jika ia menang.

Trump juga melayangkan gagasan bahwa Johnson dan Farage dapat menggabungkan kekuatan. Menurutnya, keduanya akan menjadi kombinasi yang hebat dan menjadi kekuatan yang tak terhentikan.

Menanggapi ucapan Trump, Farage mengatakan bahwa dia akan berada 'tepat di belakang' Johnson, dengan syarat Johnson membatalkan kesepakatan Brexit yang tercapai dengan Uni Eropa dan keluar secara penuh tanpa kesepakatan.

Sementara itu, Farage telah mengatakan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen pada pemilu yang akan digelar 12 Desember mendatang di Inggris.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper