Bisnis.com, JAKARTA – Bakal calon presiden dari Partai Demokrat Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan akan menghukum China, Arab Saudi, dan negara-negara lain yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Pelanggaran HAM yang dimaksud mencakup diskriminasi terhadap kaum LGBTQ (lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer). Pernyataannya itu dilontarkan dalam suatu forum di Los Angeles pada Kamis (10/10/2019) waktu setempat.
“Saya bahkan akan membatasi bantuan, mengurangi bantuan asing ke negara-negara yang melanggar hak-hak gay ataupun yang menetapkan homoseksualitas ilegal (jika terpilih sebagai Presiden AS),” ujar Biden, seperti dilansir dari Bloomberg.
Mantan wakil presiden AS era kepemimpinan Barack Obama ini juga mengatakan akan menghukum China atas tindakan yang dilancarkan terhadap masyarakat Uighur.
Uighur merujuk pada kelompok minoritas Muslim dari provinsi Xinjiang di barat China yang diketahui telah lama mengalami pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penahanan massal.
Selain itu, Biden mengatakan akan menghukum Arab Saudi, meskipun negara ini merupakan sekutu AS. Di Arab Saudi, hubungan sesama jenis ditetapkan ilegal dan pelakunya dapat menerima vonis hukuman mati.
Baca Juga
“Kita tidak bisa menjadi bagian dari dukungan pemerintah yang menyalahgunakan fundamental apa pun. Budaya tidak pernah menjadi alasan yang masuk akal untuk mengalami rasa sakit ataupun prasangka,” tutur Biden.
Sementara itu, Senator Elizabeth Warren, kandidat lain dari Partai Demokrat untuk masuk dalam bursa capres AS, mengatakan akan menggunakan hubungan perdagangan untuk menekan negara-negara atas pelanggaran HAM.
“Ada banyak pilihan yang tersedia. Jika ingin berdagang dengan kami, mari kita tengok tentang catatan apa saja yang sudah kalian buat,” ujar Warren.
Selain Biden dan Warren, kandidat ternama lain dari Demokrat yang telah menyatakan maju untuk pilpres AS 2020 di antaranya adalah Michael Bloomberg, Beto O’Rourke, dan Kamala Harris.
Sementara itu, Presiden Donald Trump, yang mencalonkan diri dari Republik untuk menangkap masa jabatan keduanya, dalam suatu kesempatan terang-terangan menyatakan lebih suka menghadapi Biden sebagai pesaingnya.
“Saya lebih suka melawan Biden ketimbang siapa pun. Saya pikir dia mental yang paling lemah, dan saya suka maju melawan orang-orang yang lemah mentalnya,” ejek Trump pada Juni 2019.
Baik Trump dan Biden kerap saling menyerang satu sama lain karena terobsesi dengan kemungkinan duel dalam pilpres 2020.
Biden sendiri berusaha mencitrakan dirinya sebagai pesaing terkuat Trump pada kancah pilpres 2020. Dalam sejumlah jajak pendapat, Biden memang tampak memimpin untuk pencalonan presiden dari Partai Demokrat.