Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump kembali mengundang campur tangan asing dalam pemilihan presiden (pilpres) AS 2020 dengan secara terbuka meminta China untuk menyelidiki bisnis Joe Biden, pesaing politiknya dari Partai Demokrat.
Permintaan itu kini memicu penyelidikan untuk proses pemakzulannya di Kongres.
Presiden dari Partai Republik itu mengatakan bahwa dirinya yakin baik China maupun Ukraina akan menyelidiki calon presiden tersebut bersama putranya Hunter Biden. Akan tetapi,Trump menggambarkan upaya pemakzulan atas dirinya sebagai "omong kosong."
“China juga harus memulai penyelidikan terhadap keluarga Biden karena apa yang terjadi di China sama buruknya dengan apa yang terjadi dengan Ukraina,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih seperti dikutip Reuters, Jumat (4/10/2019).
Trump dan pengacara pribadinya Rudy Giuliani tidak menawarkan bukti atas tudingan korupsi mereka terhadap mantan Wakil Presiden Biden, pesaing utama nominasi Partai Demokrat untuk melawan Trump.
Ketika ditanya apakah dia telah meminta Presiden China Xi Jinping untuk menyelidikinya, Trump berkata: "Saya belum, tetapi tentu saja ini sesuatu yang dapat kita mulai pikirkan."
Baca Juga
Namun, Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar atas permintaan itu.
Permintaan Trump terhadap China sangat menarik perhatian publik mengingat Washington dan Beijing terkunci dalam perang perdagangan pahit yang telah merusak pertumbuhan ekonomi global.
Mereka akan mengadakan putaran pembicaraan di Amerika Serikat minggu depan. Permintaan terhadap China itu menguatkan tekad Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendorong maju dengan penyelidikan apakah Trump harus dimakzulkan.
Trump sebelumnya dilaporkan meminta Ukraina pada bulan Juli untuk menyelidiki bisnis Biden dan keluarganya.