Bisnis.com, JAKARTA -- Dua perusahaan rintisan yang didukung oleh Masayoshi Son baru saja melewati periode yang berat, dari rencana penawaran umum perdana WeWork yang gagal hingga penurunan saham yang dia miliki di Uber Technologies Inc.
Saat ini analis tengah menghitung kerugian yang mungkin diderita SoftBank Group Corp., yang diperkirakan mencapai miliaran dolar.
Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Secutrites Co. memangkas estimasi laba Vision Fund, anak usaha investasi SoftBank, dengan perkiraan kerugian operasional sebesar 580 miliar yen untuk kuartal ketiga tahun ini.
"Keuntungan untuk segmen ini [SoftBank Vision Fund] mungkin masih melihat volatilitas yang cukup besar di masa depan," tulis analis Mitsubishi UFJ Hideaki Tanaka, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (8/10/2019).
Perkiraan tersebut mengutip penurunan harga saham Uber, Slack Technologies Inc. dan pembatalan IPO WeWork.
Sementara itu, Sanford C. Bernstein & Co. memperkirakan bahwa writedown Vision Fund dapat mencapai US$5,93 miliar, dengan penurunan sebesar US$1,24 miliar dari saham yang dimiliki SoftBank Group di WeWork.
Son mengalami masa sulit terutama setelah memposisikan ulang bisnis SoftBank dari operator telekomunikasi menjadi konglomerat investasi, dengan kepemilikan saham di sejumlah startup di seluruh dunia.
Dia membangun kekayaan pribadi sekitar US$14 miliar dengan rival strategis seperti raksasa e-commerce China, Alibaba Group Holding Ltd.
Namun saham SoftBank kini tertekan oleh sejumlah masalah yang muncul baru-baru ini, di mana saham perusahaan turun 30% dari puncaknya pada awal tahun karena investor semakin gelisah tentang valuasi startup.
"Penurunan saham Uber adalah penyebab utama memburuknya kinerja Vision Fund pada kuartal kedua," tambah Tanaka.
Dia juga menurunkan proyeksi laba operasional SoftBank Group menjadi 1,01 triliun yen dari 1,59 triliun yen.
Menurut analis Sanford C. Bernstein, Chris Lane, SoftBank mungkin akan membukukan penurunan US$3,54 miliar dari saham Uber, penurunan US$750 juta dari Guardant Health Inc. serta kerugian US$350 juta dari Slack.
"Writedown gabungan untuk WeWork kemungkinan mencapai US$2,82 miliar, dengan asumsi penurunan nilai perusahaan menjadi US$15 miliar dari US$24 miliar. Namun ini bukan angka pasti, hanya terjadi dalam skenario terburuk," kata Lane.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Nikkei Business, Son mengatakan dia tidak senang dengan pencapaiannya saat ini yang jauh dari target.
"Perjalanan kami masih panjang dan itu membuat saya malu serta tidak sabar. Saya dari dulu iri dengan skala pasar AS dan China, tetapi sekarang Anda melihat perusahaan tumbuh pesar di Asia Tenggara. Tidak ada alasan bagi Jepang dan saya sendiri," kata Son.
Son menambahkan bahwa dia akan menguatkan strategi di perusahaan yang memiliki visi tentang dunia yang akan dibangun kembali oleh teknologi kecerdasan buatan.
Dia percaya bahwa, meskipun sekarang Uber dan WeWork merugi, perusahaan tersebut akan menghasilkan keuntungan dalam waktu 10 tahun.