Bisnis.com, JAKARTA – Malam ini, Kamis (2/10/2019) MPR akan menggelar rapat paripurna untuk menentukan siapa ketua lembaga tinggi negara tersebut.
Jika musyawarah setiap fraksi di MPR menghasilkan mufakat, rapat paripurna hanya akan menjadi tempat ketuk palu. Halnya menjadi lain jika masing-masing kubu tetap pada pendiriannya untuk memilih jagonya masing-masing. Dengan kata lain, musyawarah atau tawar-menawar di antara mereka tak menghasilkan kata sepakat.
Sejauh ini, kubu Gerindra dan Golkar menjadi dua pihak yang dinilai paling berpeluang mengantarkan calonnya duduk di kursi MPR. Di sisi lain, DPD pun memiliki calonnya tersendiri.
Jika diperingkat, andai terjadi voting, peluang terbesar untuk menjadi ketua MPR RI dimiliki Bambang Soesatyo yang dicalonkan Golkar.
Peluang terbesar kedua ditempati Ahmad Muzani, Sekjen Partai Gerinda.
Setelah itu, barulah Fadel Muhammad yang terpilih sebagai pimpinan MPR dari perwakilan DPD.
Jika didukung seluruh anggota DPD, Fadel sudah mengantongi 136 suara atau sekiar 19 persen suara dari total 711 anggota MPR. Seperti diketahui, anggota MPR terdiri dari 136 anggota DPD RI dan 575 anggota DPR RI.
Sementara itu, peluang dukungan yang diperoleh Bambang Soesatyo relatif paling besar. Jika dihitung berdasar kursi di parpol pendukung Jokowi di parlemen plus PAN Bamsoet berpotensi meraih 335 suara.
PAN yang memiliki 44 kursi menyatakan dukungan kepada Bamsoet.
Peluang penambahan suara juga bisa didapat Bamsoet dari Demokrat jika partai berlambang bintang Mercy ini memilih bergabung dalam barisan pendukung pemerintah. Demokrat tercatat menguasai 54 kursi di DPR.
Namun, halnya menjadi lain jika PKB akhirnya memilih menyeberang dan memberikan 58 suara untuk Ahmad Muzani. Potensi suara untuk Bamsoet, di luar suara dari DPD terkoreksi menjadi 297.
Tapi, peluang PKB untuk menyeberang tampaknya kecil. Ketua Fraksi PKB MPR RI Jazilul Fawaid menegaskan bahwa mayoritas fraksi mendukung Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR RI periode 2019-2024.
"Intinya mayoritas fraksi mengusulkan Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR," kata Jazilul di sela-sela Rapat Pleno Pimpinan MPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Dia mengatakan, PKB sejak awal mengusung prinsip kebersamaan sehingga calon Ketua MPR yang diusungnya sebagai bentuk kebersamaan adalah Bambang Soesatyo.
Lantas bagaimana dengan peluang Ahmad Muzani? Jika Gerindra (78 kursi) bersekutu dengan PKS (50 kursi), suara untuk Ahmad Muzani mencapai 128 suara. Dengan asumsi suara DPD dilimpahkan untuk Ahmad Muzani, maka suara yang terkumpul mencapai 264 suara. Jika angka ini ditambah dengan suara PKB (58) maka total menjadi 322. Namun, peluang PKB menyeberang 100 persen ke Ahmad Muzani tampaknya kecil.
Sementara itu, jika dilihat dari komposisi perolehan suara Fadel Muhammad saat terpilih sebagai pimpinan MPR dari unsur DPD, peta menunjukkan persebaran suara. Fadel meraih 59 suara, Yorrys 16 suara, Deddi 5 suara, dan GKR Hemas 46 suara. Dari 136 anggota DPD, hanya 126 anggota yang memberikan suara.
Selain menggambarkan suara riil pendukung Fadel tidak terlalu banyak, peta di DPD juga menggambarkan peluang Bamsoet atau Muzani untuk mendapat dukungan dari para senator masih terbuka lebar.
Kalau pun Fadel melakukan bedol desa, menyumbangkan suara untuk Bamsoet atau Muzani, dari sisi probabilitas masih terbuka kemungkinan suara yang diserahkan Fadel tidak akan bulat mencapai angka 136.
Bagaimana peluang Fadel? Probabilitas bagi Fadel untuk menambah suara masih terbuka. Sebagai politisi yang berasal dari Golkar, bisa saja Fadel menggerogoti dukungan suara Bamsoet justru dari partainya sendiri.
Bisa saja dengan lobi politik dan gaya komunikasinya, Fadel mengail tambahan suara tak hanya dari Golkar.
Kalaupun tidak menjdi kuda hitam, bisa saja Fadel menjadi perusak suara atau malah jadi penentu suara yang mengantar Bamsoet menduduki kursi ketua MPR RI.
Semua kalkulasi di atas tentu hanya menggambarkan probabilitas, selebihnya mari kita tunggu paripurna MPR, Kamis malam ini.