Bisnis.com, JAKARTA -- Partai Bulan Bintang mewacanakan kembali bergabungnya partai yang berideologi Islam dalam satu wadah.
Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), menuturkan pihaknya akan menyelenggarakan mukhtamar pada September 2019.
Salah satu bahasan yang akan ditetapkan adalah masa depan PBB sebagai partai Islam serta tantangan ambang batas parlemen yang terus meningkat sehingga sulit ditembus partai-partai kecil.
"Mungkin Pemilu yang akan datang parlementary threshold-nya 5 persen, sehingga sangat sulit bagi partai-partai ini untuk bisa bertahan. Karena itu juga ada pikiran di kalangan kami untuk melakukan penggabungan antar partai-partai Islam yang ada," kata Yusril di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Menurut Yusril wacana penggabungan Partai Islam telah lama didiskusikan. Meski begitu, Yusril mengakui dibutuhkan upaya dan format yang paling tepat agar wacana ini dapat direalisasikan.
"Tadi juga kami minta nasihat ke Pak Wapres [Jusuf Kalla] bagaimana ke depan, tapi beliau mengatakan bagus juga kalau kekuatan partai-partai Islam bersatu supaya menjadi kekuatan yang signifikan dalam menghadapi pemilu yang akan datang," kata Yusril.
Partai Bulan Bintang merupakan partai yang disebut sebagai penerus Partai Masyumi yang berasaskan Islam dan berjaya pada Orde Lama. PBB dibentuk pascareformasi 1998 dan terus menjadi peserta Pemilu meski hanya berhasil mengirimkan wakilnya di DPR pada Pemilu 1998 dan 2004.
Selanjutnya pada Pemilu 2009, 2014 dan Pemilu 2019 partai berlambang bulan dan bintang ini memperoleh suara di bawah ambang batas parlemen.