Bisnis.com, JAKARTA - Militer Amerika Serikat (AS) akan mempercepat sekaligus meningkatkan operasinya di Afghanistan untuk melawan serangan Taliban setelah penangguhan pembicaraan damai di Washington dengan para pemberontak.
Jenderal Kenneth McKenzie, Kepala Komando Pusat AS mengatakan saat kunjungan ke Afghanistan bahwa Taliban bertindak berlebihan.
Menurutnya, saat negosiasi damai dilakukan pihak Taliban malah melakukan serentetan serangan tingkat tinggi. Serangan itu termasuk yang menewaskan seorang tentara AS minggu lalu.
Taliban, yang menguasai lebih banyak wilayah sejak 2001 ketika sempat memerintah negara itu, menyatakan pada Minggu (8/9/2019) bahwa akan lebih banyak nyawa orang Amerika Serikat yang akan hilang.
McKenzie menolak mengomentari pernyataan Taliban. Namun, dia mencatat bahwa pasukan AS di Afghanistan hampir tidak "tidak berdaya." Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa sejauh ini dia khawatir pembicaraan damai dengan Afghanistan sudah mati.
“Kami tentu tidak akan duduk diam dan membiarkan mereka melakukan peningkatan serangan yang digambarkan untuk meraih kemenangan. Hal itu tidak akan terjadi,” ujar McKenzie kepada sekelompok wartawan ketika singgah di Bandara Bagram seperti dikutip Reuters, Selasa (10/9/2019).
Baca Juga
Serangan udara terhadap pasukan internasional yang dipimpin AS dan sebagian kecil angkatan udara Afghanistan terus meningkat.
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan telah terjadi 506 serangan antara 10 Mei dan 8 Agustus. Jumalah itu meningkat 57 persen dari periode yang sama pada 2018.
Ketika ditanya apakah peningkatan operasi terhadap Taliban akan mencakup serangan udara dan serangan oleh pasukan komando AS dan Afghanistan, McKenzie menjawab: "Saya pikir kita berbicara tentang spektrum total."
Dia mengatakan akan mengejar target apa pun yang dapat dihancurkan. Setiap peningkatan dalam tindakan militer AS akan sesuai dengan percepatan serangan Taliban, kata McKenzie.