Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku masih mendalami informasi yang menyebutkan Calon Taruna Akademi Militer Enzo Zenz Allie terindikasi berafiliasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia dan Anti-Pancasila.
"Kalau benar saya suruh berhentiin. Makanya dicek dulu. Kalau dia bener-benar khilafah ya gak ada urusan," kata Ryamizard di Istana Negara, Rabu (7/8/2019).
Meski sudah masuk Akademi Militer, Ryamizard meyakinkan jika ada dugaan keterlibatan Enzo dengan organisasi radikal pihaknya tidak ragu untuk mengeluarkannya.
Menurut Ryamizard, pemerintah terus berusaha keras untuk mendeteksi anggota-anggota TNI yang radikal dan anti-Pancasila sejalan dengan data yang menyebutkan bahwa 3 persen TNI terindikasi radikal.
"Pecat saja. Orang mendukung Pancasila kok. Itu namanya penghianat," tegas Ryamizard.
Nama Enzo menjadi viral belakangan ini akibat kemampuannya berbahasa Prancis. Namun, dalam sejumlah postingan di media sosial, calon taruna yang merupakan keturunan Prancis Indonesia ini dikabarkan sebagai pendukung HTI dan anti-Pancasila.
Hingga tulisan ini dibuat belum ada penjelasan dari pihak Enzo.
Penjelasan Panglima TNI
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menilai sosok Enzo Zenz Allie memenuhi syarat untuk menjadi prajurit TNI.
"Yah dilihat dari seleksinya memenuhi syarat, yang viral itu pull up-nya, larinya, ya itu dihitung semua secara fisik kemudian psikologinya semuanya memenuhi syarat," kata Hadi Tjahjanto di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Selasa (6/8/2019) seperti dikutip Antara.
Sebelumnya, taruna Akmil keturunan Prancis bernama Enzo Zenz Allie sempat menarik perhatian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan videonya viral di media sosial.
Hadi dalam video tersebut mengajak Enzo berbicara dalam bahasa Prancis. Enzo diketahui memang fasih berbicara empat bahasa yaitu bahasa Prancis, bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Indonesia.
"Ya dia kan sekolah ikut bapaknya sampai SD, setelah itu bapaknya meninggal di Kaledonia dan kemudian diambil ibunya. Ibunya di Jakarta dan oleh ibunya dimasukkan ke pondok pesantren untuk bersekolah SMP hingga SMA," tambah Panglima.
Enzo lahir di Prancis, tapi pindah ke Indonesia pada usia 13 tahun setelah ayahnya meninggal dunia.
Wajah Prancis Enzo rupanya berasal dari sang ayah. Ayah Enzo bernama Jean Paul Francois Allie asal Paris. Ibunya bernama Siti Hajah Tilaria asal Sumatra Utara.
"Statusnya WNI karena mulai dari pendaftaran persyaratannya (berstatus WNI) itu jadi diterima. Dari persyaratan saja masuk ke militer harus WNI, kita berbicara masalah persyaratan," ungkap Hadi.
Hasil tes fisik atau kesamaptaan Enzo juga cukup baik. Dia bisa lari 3.000 meter selama 12 menit. Lalu pull up 19 kali, sit up 50 kali, push up 50 kali dalam waktu 60 detik, renang 50 meter dalam waktu 1 menit.
Dalam akun Instagram @tni_angkatan_darat, Enzi disebut ingin masuk ke kesatuan Kopassus.
Enzo pernah juara ll renang jarak 50 m di Popda serta juara l lari jarak 400 m dan 800 m di Kejurkab itu.
Saat Sidang Pantukhir Pusat yang dipimpin Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Enzo dinyatakan lulus menjadi Taruna Akmil, Magelang, Jumat (2/8).
Saat ditanya Panglima TNI di hadapan Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, remaja berusia 18 tahun ini tegas menyatakan ingin jadi prajurit Infanteri dan Kopassus.
Saat ini Enzo bersama rekan satu angkatannya akan mengikuti pendidikan Candradimuka mulai 6 Agustus-30 Oktober 2019 di Akmil.