Bisnis.com, TERNATE — Wakil Bupati Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Iswan Hasjim menyatakan bahwa pembangunan hunian sementara bagi warga korban gempa di daerah itu yang rumahnya rusak berat membutuhkan anggaran sebesar Rp40 miliar.
"Anggaran itu diusulkan ke pemerintah pusat, karena Pemkab Halmahera Selatan tidak mampu untuk menyediakannya dari APBD setempat," katanya ketika dihubungi dari Ternate, seperti dikutip dari Antara, Kamis (1/8/2019).
Gempa bumi yang mengguncang Halmahera Selatan pada pertengahan Juli 2019 mengakibatkan sedikitnya 1.101 rumah warga tersebar di 38 desa mengalami rusak berat dan pemilik rumah itulah yang akan mendapat prioritas untuk mendapatkan hunian sementara.
Iswan berharap agar pemerintah pusat dapat segera merealisasikan usulan anggaran untuk pembangunan hunian sementara tersebut agar warga rumahnya rusak berat dan kini tinggal di sejumlah lokasi pengungsian dapat dipindahkan ke hunian sementara.
Di lokasi pengungsian warga, Pemkab Halmahera Selatan bersama sejumlah pihak terkait telah membangun sejumlah fasilitas yang dibutuhkan pengungsi, seperti fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK), serta fasilitas air bersih.
Walaupun masa tanggap darurat gempa tahap kedua telah ditutup pada 28 Juli 2019, menurut wakil bupati akan tetap menyalurkan semua kebutuhan para pengungsi di lokasi pengungsian terutama bahan makanan.
Baca Juga
Pemkab juga tetap menempatkan tenaga kesehatan di setiap lokasi pengungsian sehingga jika ada pengungsi yang menderita sakit dapat langsung ditangani tanpa harus dibawah ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.
Iswan menambahkan bahwa dari total 53.000 warga yang mengungsi pascagempa pada pertengahan bulan lalu, yang masih bertahan di lokasi pengungsian sekitar 26.000 orang, karena rumah mereka mengalami rusak berat dan tidak memungkinkan lagi untuk ditinggali.