Bisnis.com, JAKARTA -- Dalam sebuah rekaman video saluran TV Jerman NTV, tubuh Kanselir Jerman Angela Merkel terlihat mengalami gemetar ketika dia bertemu dengan Presiden Frank-Walter Steinmeier pada Kamis (27/6/2019).
Dilansir melalui Reuters, ini merupakan kedua kalinya Merkel terlihat mengalami ketidaknyamanan dalam dua pekan terakhir, tetapi juru bicaranya mengatakan dia baik-baik saja.
Merkel, 64 tahun, tengah menghadiri upacara perpisahan untuk Menteri Kehakiman Katarina Barley, yang meninggalkan jabatannya untuk menjadi anggota parlemen di Parlemen Eropa.
Sebelumnya pada 18 Juni, Merkel terlihat gemetar ketika menjumpai Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy yang tengah melakukan kunjungan kenegaraan. Dia kemudian mengatakan bahwa telah merasa jauh lebih baik setelah minum air.
Kondisi yang sama juga pernah terjadi pada 2017 saat Merkel berkunjung ke Mexico City di tengah iklim yang panas dan lembab.
Perlu diketahui, saat ini sejumlah negara di Eropa seperti Jerman dan Perancis tengah dilanda gelombang panas yang dapat membuat manusia lebih mudah dehidrasi dan kelelahan. Suhu di Jerman pada Rabu (26/6/2019), diketahui mencapai 38,6 derajat celcius.
Baca Juga
Menurut juru bicara kanselir, Merkel tetap akan memenuhi undangan KTT G20 di Jepang yang akan berlangsung pada akhir pekan ini. "Semuanya berjalan sesuai rencana. Kanselir baik-baik saja," ujar juru bicara Angela Merkel, seperti dikutip melalui Reuters, Kamis (27/6).
Ini merupakan pekan yang sibuk bagi sang kanselir, di mana dia harus menghadapi jadwal yang melelahkan selama beberapa hari mendatang.
Merkel muncul di hadapan publik seperti biasa ketika dia menerima pertanyaan dari anggota parlemen selama sesi pertemnuan satu jam di parlemen Jerman pada Rabu (26/7), tak lama setelah itu dia memberikan pidato di Universitas Humboldt di Berlin.
Kemudian Kamis, Merkel dijadwalkan terbang ke Jepang untuk menghadiri KTT G20 sebelum menuju ke Brussels untuk KTT Uni Eropa pada Minggu (30/6) di mana dia akan memainkan peran pentingan dalam upaya menyegel kesepakatan pada distribusi pekerjaan utama blok Eropa selama lima tahun ke depan.