Bisnis.com, JAKARTA--Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengingatkan agar semua pihak menghindari Indonesia meluncur menjadi negara kekerasan.
Pernyataan itu disampaikan Din menanggapi peristiwa 21-22 Mei sebagai reaksi terhadap penetapan hasil pemilu oleh KPU yang dinilai sebagian rakyat tidak jujur dan tidak adil. Din prihatin terhadap korban meninggal dan hilang, yang di antaranya berusia remaja.
"Hal ini, tidak bisa tidak, adalah buah dari kekerasan yang mengenaskan yang terjadi pada bulan suci Ramadan. Seyogyanya semua pihak, baik rakyat maupun aparat, dapat melakukan pengendalian diri sebagai esensi ibadah Ramadan," kata Din.
Din juga mendesak pembentukan tim pencari fakta guna mengungkap tragedi kerusuhan tersebut.
Perlunya pembentukan tim itu salah satunya adalah karena kekerasan fisik yang telah menimbulkan korban itu masih berlanjut pada kekerasan verbal. Kekerasan verbal itu berupa saling menyalahkan, bahkan dengan saling melempar tuduhan dengan klaim kebenaran secara sepihak.
“Inilah awal dari malapetaka kebangsaan," kata Din.
Oleh karenanya, menurut Din, tiada jalan lain untuk mengatasinya kecuali negara harus hadir menegakkan keadilan dan kebenaran.
"Jangan sampai negara abai dan meluncur menjadi negara kekerasan dengan menampilkan kekerasan negara (state violence)," kata Din.