Dalam kunjungannya ke Pelabuhan Batu Ampar, Batam pada Sabtu (25/5), Budi meminta PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni untuk menghadirkan variasi pilihan kelas kapal buat calon pemudik untuk rute Batam-Belawan, Medan. Hal itu dilakukan untuk mengakomodir ramainya pemudik melalui rute ini.
Tingginya jumlah pemudik ini diyakini akan menjadi keuntungan tersendiri. Selain menjadi celah adanya pemasukan untuk korporasi, sekaligus juga menghadirkan kenyamanan buat masyarakat.
"Satu sisi memberikan keuntungan buat korporasi, masyarakat juga enjoy dengan kelas bisnis yang disediakan kalau ada," kata Budi seusai memantau arus mudik di KM Doro Londa yang tengah bersandar di Pelabuhan Pelni Batam, Kecamatan Batu Ampar.
Pada momen mudik lebaran 2019 untuk rute Batam-Belawan, setidaknya ada pergerakan sekitar 11.668 orang. Angka itu didapat dari frekuensi berlayar KM Kelud sebanyak lima kali mulai tanggal 21 Mei sampai 2 Juni 2019 mendatang dan KM Doro Londa untuk satu kali pelayaran pada Sabtu (25/5).
KM Kelud yang memiliki kapasitas 1.906 orang diperkirakan akan membawa sebanyak 9.530 orang pemudik. Ditambah dengan kapal tambahan KM Doro Londa yang mampu membawa penumpang sebanyak 2.138 yang berlayar pada Sabtu (25/5) hari ini.
Untuk harga tiket kapal rute Batam-Belawan sendiri sebesar Rp 220 ribu untuk penumpang dewasa dan Rp 27 ribu untuk anak bayi. Harga itu untuk kelas ekonomi seperti yang disediakan KM Doro Londa ini. Dengan adanya pilihan kelas bagi para penumpang, kata Budi, tentu akan mengubah hitungan pendapatan PT. Pelni sendiri. Masyarakat yang memperoleh kenyamanan itu, juga akan rela membayar sedikit lebih mahal.
Untuk tahun 2019 ini diperkirakan ada sebanyak 625.599 pemudik melalui jalur laut pada momen lebaran 2019 ini secara nasiional. Jumlah tersebut bersumber dari prediksi peningkatan jumlah pemudik sebesar 3,5 persen dari tahun sebelumnya sebesar 604.202 orang. Artinya akan ada sebanyak 625.599 pemudik pada momen lebaran 2019 ini.
Evaluasi Pelabuhan
Di sisi lain, Budi yang saat melakukan pemantauan didampingi oleh Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Nurdin Basirun, juga mencatat sejumlah persoalan yang akan menjadi bahan evaluasi kelayakan pelabuhan Batu Ampar sebagai tempat bersandarnya kapal Pelni di Batam pada masa mendatang.
Budi mengaku memang Pelabuhan Batu Ampar ini masih terdapat kekurangan. Khususnya fasilitas untuk mendukung kelancaran aktivitas mudik masyarakat. Seperti fasilitas layanan kesehatan, tenda tempat berteduh, dan berbagai fasilitas penunjang lainnya. Belum lagi keluhan dari penumpang yang mengaku khawatir dengan aktivitas bongkar kontainer saat Budi melakukan pantauan.