Bisnis.com, JAKARTA - Badan pemilihan Turki berada di bawah tekanan Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang meminta pemilu ulang.
Jika keputusan pemilihan umum diulang, ekonomi negara tersebut diperkirakan akan terpuruk lebih parah akibat kekacauan politik yang semakin panjang.
Lusinan investigasi yudisial atas dugaan kecurangan dalam pemungutan suara untuk memilih walikota pada 31 Maret juga telah memunculkan ketegangan di Dewan Pemilihan Tinggi, yang mungkin akan mengabulkan permintaan partai penguasa, Partai AK, untuk melakukan pemilihan ulang.
Selain kekalahan di Istanbul, Partai AK juga kehilangan suara di kota-kota lain, termasuk Ankara.
"Saya tetap diam sampai hari ini, tetapi saya rasa sudah cukup. Ada kasus kecurangan yang jelas," ujar Erdogan pada akhir pekan, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (7/5/2019).
Lira terdepresiasi selama empat pekan berturut-turut setelah pemilihan dan melemah melewati level psikologis 6 per dolar pada Senin pagi.
Baca Juga
Kekalahan partai yang berkuasa di Istanbul akan menandai kekalahan pemilihan terbesar bagi Erdogan, yang menjadi terkenal sebagai walikota kota terbesar Turki pada era 1990-an.
Erdogan telah menolak untuk menerima hasil pemungutan suara karena dia mengatakan undang-undang pemilu dilanggar ketika karyawan sektor swasta terdaftar sebagai petugas kotak suara, bukannya pegawai negeri sipil.