Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erdogan Desak Pemilu Ulang di Istanbul

Badan pemilihan Turki berada di bawah tekanan Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang meminta pemilu ulang.
Seorang pria mengibarkan bendera Turki dengan potret Mustafa Kemal Ataturk di depan Anitkabir, tempat peristirahatan Ataturk, di Ankara, Turki, Selasa (2/4/2019)./Reuters-Umit Bektas
Seorang pria mengibarkan bendera Turki dengan potret Mustafa Kemal Ataturk di depan Anitkabir, tempat peristirahatan Ataturk, di Ankara, Turki, Selasa (2/4/2019)./Reuters-Umit Bektas

Bisnis.com, JAKARTA - Badan pemilihan Turki berada di bawah tekanan Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang meminta pemilu ulang.

Jika keputusan pemilihan umum diulang, ekonomi negara tersebut diperkirakan akan terpuruk lebih parah akibat kekacauan politik yang semakin panjang.

Lusinan investigasi yudisial atas dugaan kecurangan dalam pemungutan suara untuk memilih walikota pada 31 Maret juga telah memunculkan ketegangan di Dewan Pemilihan Tinggi, yang mungkin akan mengabulkan permintaan partai penguasa, Partai AK, untuk melakukan pemilihan ulang.

Selain kekalahan di Istanbul, Partai AK juga kehilangan suara di kota-kota lain, termasuk Ankara.

"Saya tetap diam sampai hari ini, tetapi saya rasa sudah cukup. Ada kasus kecurangan yang jelas," ujar Erdogan pada akhir pekan, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (7/5/2019).

Lira terdepresiasi selama empat pekan berturut-turut setelah pemilihan dan melemah melewati level psikologis 6 per dolar pada Senin pagi.

Kekalahan partai yang berkuasa di Istanbul akan menandai kekalahan pemilihan terbesar bagi Erdogan, yang menjadi terkenal sebagai walikota kota terbesar Turki pada era 1990-an.

Erdogan telah menolak untuk menerima hasil pemungutan suara karena dia mengatakan undang-undang pemilu dilanggar ketika karyawan sektor swasta terdaftar sebagai petugas kotak suara, bukannya pegawai negeri sipil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper