Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok marah kepada petugas pemungutan suara di Osaka, Jepang, Minggu (14/4/2019) dan beredar di media sosial. Panitia Pemilihan Luar Negeri setempat angkat bicara.
Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Osaka Anung Wibowo mengatakan bahwa yang terjadi hanya salah paham. Itu bermula saat Basuki yang saat ini ingin dipanggil BTP kembali mengantre setelah diajak foto para penggemarnya.
“Jadi tadinya kan Pak Ahok sudah antre. Tapi dia harus pindah tempat karena banyak massa yang minta foto. Terus ketika beliau kembali ke antrean lagi dikirain nyelak gitu,” katanya saat dihubungi, Senin (15/4/2019).
Anung menjelaskan bahwa BTP tidak terima karena dituduh demikian. Dia mengklaim tidak ada adu mulut karena cuma saling menceritakan peristiwa sebenarnya.
“Cuma karena sama-sama ngomongnya keras, sama orang-orang Makassar, sedikit panas. Itu juga sebentar tidak sampai 5 menit sudah selesai urusannya,” jelasnya.
Anung menuturkan bahwa semua warga negara Indonesia yang terdaftar menjadi pemilih termasuk BTP dilayani dengan baik. Oleh karena itu, video percakapan yang beredar di media sosial salah dipahami masyarakat.
Baca Juga
Video BTP marah itu tersebar di media sosial seperti akun Youtube Tagar News, dan WhatsApp. Pada video tersebut, Ahok yang mengenakan kemeja putih, merasa kecewa karena dipersulit mencobos. Padahal, namanya sudah terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT).
Menurut BTP, dia sudah sejak dua bulan lalu mengurus kepindahan lokasi memilihnya ke Osaka Jepang, namun merasa dipersulit saat hendak mencoblos.
Ahok menyebut, namanya berada di urutan nomor 8 di DPT, tapi tak juga mendapat nomor untuk mencobos. Dia khawatir, ketika mendapat giliran, surat suara habis. Pasalnya, petugas di lapangan mendahulukan WNI yang menggunakan paspor untuk mencoblos dibanding yang terdaftar di DPT.
“Layani yang terdaftar dulu, baru mereka,” ujarnya kepada petugas di antara WNI yang antre.