Bisnis.com, JAKARTA—Aksi terorisme yang terjadi di dua masjid di Christchurch berbuntut panjang setelah Senator Australia, Fraser Anning menyalahkan umat Islam dan imigran yang datang ke Selandia Baru.
Akibat pernyataan Anning, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan pada hari ini untuk menyampaikan sikap pemerintah.
"Dalam pertemuan itu, Menlu RI mengecam keras pernyataan senator Australia. Disebutkan bahwa pernyataan tersebut menunjukkan ketidakmengertian senator itu mengenai Islam dan mengenai damainya agama Islam," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir kepada wartawan, Senin (18/3).
Dia mengatakan salah untuk mengaitkan terorisme, kekerasan, dengan Islam atau pun agama lainnya. Pemikiran yang disampaikan oleh Senator dari Australia Ini merupakan pandangan yang sangat picik, ujarnya.
Arrmanatha mengatakan terosrisme tidak memiliki tempat di dunia modern baik di Indonesia atau di mana pun di dunia ini.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Senator Anning merilis sebuah pernyataan beberapa jam setelah penembakan di dua masjid di Selandia Baru yang menewaskan 50 orang pada Jumat.
Baca Juga
Dalam pernyataan itu, dia mengutuk pelaku penembakan yang mengaku sebagai seorang fasis, tetapi mengatakan bahwa "biasanya (Muslim) adalah pelakunya".
"Penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik Muslim untuk bermigrasi ke Selandia Baru," kata senator berusia 69 tahun itu.
Pernyataan dari Anning tersebut dengan cepat menuai kecaman dari berbagai pihak, baik dari sesama politisi mau pun dari publik di Australia.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menyebut pernyataan Anning sebagai sesuatu yang “menjijikkan,” sedangkan mantan Perdana Menteri Malcolm Turnbull menyebut Anning sebagai “aib bagi Senat Australia”.