Bisnis.com, JAKARTA - Cawapres Ma’ruf Amin berhasil menggiring isu ke materi yang dikuasainya dalam debat cawapres melawan Sandiaga Uno malam ini, Minggu (17/3).
Ma'ruf melempar pertanyaan pancingan yang sebenarnya dia sudah mengantongi jawaban sendiri sebagai programnya untuk mengawal aliran dana pendidikan ke daerah.
Cawapres nomor urut 01 ini menggunakan gilirannya untuk bertanya pada sesi debat terbuka dengan melontarkan pertanyaan mengenai instrumen apa yang tepat untuk melacak aliran dana pendidikan ke daerah.
Sebagai lawan debat, Sandiaga kemudian menanggapi pertanyaan ini dengan menceritakan programnya semasa menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta yakni Kartu Jakarta Pintar Plus (KJP Plus).
“Alhamdulilah saat itu kami memiliki anggaran yang cukup. [KJP Plus] bukan hanya dicover pemprov tapi ditambah dengan asupan makanan bagi penerima KJP Plus,” ujar Sandi.
Dia kemudian melanjutkan bahwa perihal instrumen pemerintah memiliki banyak hal yang dapat digunakan. Namun daripada instrumen untuk melacak aliran dana ke daerah, Sandi mengungkapkan fokus untuk meningkatkan pendidikan lebih penting.
Menurut Sandi, hal yang paling utama adalah bagaimana menghasilkan peserta didik yang tak hanya cerdas dan pintar, tetapi memiliki karakter serta akhlak yang kuat. Selain itu, dia juga kembali membahas perihal link and match atau kesesuaian antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan SDM di dunia kerja.
Dia juga menyebut kompetensi dan kesejahteraan guru jadi faktor penting untuk memaksimalkan kualitas pendidikan dan berjanji akan lebih memberikan keadilan untuk guru jika terpilih nanti.
Jawaban Sandiaga kemudian ditanggapi Ma’ruf Amin dengan berusaha meluruskan maksud dari pertanyaannya. Ma’ruf menerangkan kembali bahwa saat ini 60% dari dana pendidikan mengalir ke otoritas daerah sesuai jenjang pendidikan yang ditentukan.
“Masalahnya, seringkali pemerintah pusat sulit memantau kalau dana tersebut dibelanjakan dengan efektif dan efisien,” kata Ma’ruf.
Kemudian mantan Ketua MUI Ini menjelaskan programnya terkait hal tersebut dengan membacakan catatan dari secarik kertas yang dipegangnya. Ma’ruf mengatakan ada dua instrumen utama yang akan digunakan untuk melacak aliran dana pendidikan ke daerah yakni necara pendidikan daerah (NPD) serta data pokok pendidikan.
Penjabaran Ma’ruf pun kembali ditanggapi Sandi dengan singkat karena waktu yang tersisa hanya sekitar 10 detik lagi. Sandi tetap teguh pada pendapatnya bahwa kualitas pendidikan dan ketersediaan lapangan kerja bagi lulusan lebih penting.
“Instrumen [apa saja] bisa dipakai, tapi tetap kita harus dengarkan apa yang masyarakat mau yaitu bisa mendapatkan bekerja setelah lulus,” tutup Sandi.