Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DUBES RI UNTUK PERU & BOLIVIA, MARINA E. ANWAR BEY: “Lagi-Lagi, Soal Jarak & Bahasa”

Bisnis.com, JAKARTA – Peru dan Bolivia berperan penting bagi Indonesia untuk bisa menembus pasar di Amerika Latin. Hal itu sejalan dengan target pemerintah mengembangkan akses perdagangan ke pasar-pasar nontradisional. Untuk menggali mengenai peluang kerja sama, Bisnis berkesempatan mewawancarai Duta Besar RI untuk Peru merangkap Bolivia Marina Estella Anwar Bey. Berikut kutipannya:
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Membuka Akses Pasar Nontradisional

Apakah isu perekonomian menjadi isu yang paling ditekankan pemerintah?

Saya kira apabila hubungan antarnegara di bidang politik cukup baik dan stabil, hubungan lain yang perlu dikembangkan adalah isu ekonomi yang ditujukan untuk kepentingan nasional dan masyarakat.

Presiden Joko Widodo menekankan bahwa sudah saatnya dan sangat penting untuk bekerja sama dengan negara-negara yang menjadi pasar nontradisional Indonesia seperti Amerika Latin, Afrika, Asia Selatan dan Timur Tengah.

Oleh sebab itu, salah satu agenda penting pembahasan adalah mendorong dimulainya perundingan perjanjian perdagangan Trade in Goods RI-Peru. Perjanjian tersebut dilihat sebagai salah satu alat untuk menarik dan meyakinkan para pelaku usaha kedua negara untuk melakukan hubungan ekonomi.

Bagaimana gambaran neraca perdagangan RI-Peru dan RI-Bolivia hingga kini?

Nilai perdagangan Indonesia dengan Peru dan Bolivia yang masih sangat kecil. Data Kementerian Perdagangan menyebutkan bahwa perdagangan Indonesia dengan Peru sejak 2014—2018 hanya berkisar US$280 juta—US$350 juta dengan surplus di pihak Indonesia.

Namun, pada 2018, perdagangan menurun sekitar 18,6% karena impor Peru dari Indonesia di bidang biodiesel menurun. Demikian pula hubungan RI-Bolivia pada 2014—2018 hanya sekitar US$25 juta—US$30 juta. Pada 2018 juga mengalami penurunan 2,2% yang disebabkan oleh penurunan ekspor kendaraan ke Bolivia.

Bagaimana strategi meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Peru dan Bolivia?

Indonesia secara aktif mengikuti berbagai macam kegiatan promosi dan pameran dagang. Mengadakan temu usaha one on one meeting dan klinik/konsultasi dengan pengusaha setempat.

Selanjutnya, kami mengadakan kerja sama dan pendekatan dengan Kadin, asosiasi eksportir, badan promosi perikanan, pelaku usaha, dan lembaga-lembaga terkait. Ini dilakukan untuk menyosialisasikan peraturan, kemudahaan berbisnis di Indonesia dan mempromosikan pameran-pameran penting Indonesia.

Selain itu, kami juga mengunjungi perusahaan setempat yang mengimpor produk-produk Indonesia untuk mencari permasalahan yang dihadapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper