Tantangan dan Peluang Diplomatik
Adakah tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan kerja sama ini?
Tantangannya adalah jarak yang jauh dan perbedaan bahasa. Jarak yang jauh mengakibatkan harga tiket yang mahal. Dengan begitu, bagi pengusaha Peru dan Bolivia harus diyakinkan bahwa Indonesia memiliki produk-produk yang bagus, berkualitas dan kompetitif. Selama ini, mereka hanya mengenal produk dan berkunjung ke China.
Namun, pada 2018 saat saya membawa dua pengusaha Peru dan Bolivia ke pameran Trade Expo Indonesia, mereka baru menyadari bahwa Indonesia merupakan negara yang besar dan maju serta memiliki produk yang bervariatif, lebih berkualitas dan kompetitif.
Tantangan lain adalah soal bahasa karena pada umumnya orang Peru dan Bolivia tidak dapat berbahasa Inggris dan hanya berbicara Bahasa Spanyol sehingga sulit berkomunikasi dengan pengusaha Indonesia.
Selain itu, belum adanya bebas visa bagi pemegang paspor biasa WN Indonesia menyebabkan sulitnya bagi pengusaha Indonesia untuk menemui mitranya atau mengikuti pameran dagang di Bolivia.
Bagaimana Anda melihat peluang kerja sama investasi kedua negara? Sektor apa saja yang dinilai menarik?
Peru dan Bolivia mengharapkan Indonesia berinvestasi di negaranya terutama di sektor pertambangan, infrastruktur, pertanian, manufaktur dan pariwisata (perhotelan). Ini karena Indonesia dilihat sebagai negara yang maju dan mereka mengharapkan dapat belajar dari Indonesia.
Lagi-lagi, masalah jarak dan bahasa menjadi tantangan bagi pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di Peru dan Bolivia.
Sementara itu, investasi Peru di Indonesia baru terdapat satu perusahaan yaitu PT Aje Indonesia yang memproduksi minuman ringan dan terletak di Kawasan Industry Delta Silicon Jakarta. Investasinya sekitar US$19 juta.