Apa visi besar Anda dalam memperkuat hubungan Indonesia dengan Peru dan Bolivia?
Visi besar saya adalah memajukan hubungan bilateral, terutama di bidang ekonomi dan pariwisata. Saya berharap Peru dan Bolivia bisa menjadi hub bagi produk-produk Indonesia ke negara-negara Amerika Latin lainnya.
Oleh karena itu, saya senang ketika Menlu Retno Marsudi berkunjung ke Peru dan mengingatkan pemerintah Peru untuk memulai kembali perundingan perdagangan. Saya kira hal itu akan menguntungkan kedua negara terutama para pelaku usaha.
Sebagai pasar nontradisional, potensi Peru dan Bolivia perlu digali. Mereka harus diperkenalkan dengan potensi dan produk-produk Indonesia yang dilihat memiliki kualitas yang baik dan harga yang kompetitif.
Visi lainnya adalah memperkenalkan Indonesia ke masyarakat Peru dan Bolivia dalam rangka meningkatkan arus wisatawan kedua negara ke Indonesia. Saat ini sangat sedikit orang Peru dan Bolivia yang mengenal Indonesia dan sebaliknya.
Apa saja langkah yang Anda lakukan agar Indonesia bisa lebih dikenal?
Kami berusaha memperkenalkan tidak hanya destinasi wisata namun juga bahasa dan kebudayaan Indonesia melalui berbagai kegiatan promosi pariwisata, pemberian kursus Bahasa Indonesia dan seni tari. Selain itu kami juga berusaha meningkatkan kerjasama people to people contact dengan memberikan beasiswa Darmasiswa dan beasiswa Negara Berkembang untuk mahasiswa Peru dan Bolivia. Yang tidak kalah pentingnya adalah visi mengupayakan bebas visa bagi WN Indonesia ke Bolivia dan membentuk Forum Bilateral RI-Bolivia. Dengan demikian diharapkan hubungan pelaku usaha RI-Bolivia mudah terjalin dan hubungan antar pejabat kedua negara menjadi lebih mudah dengan adanya forum konsultasi bilateral tersebut.