Bisnis.com, JAKARTA - Meski baru saja dilantik sebagai Duta Besar RI untuk untuk Republik Suriname merangkap Republik Ko-Operatif Guyana dan Caribbean Community pada awal Januari 2019, Julang Pujianto telah memiliki rencana kerja dan program prioritas yang akan langsung dijalankannya begitu setibanya di tempat tugasnya yang baru.
Penguatan kerja sama di bidang pendidikan antara Indonesia dan Suriname merupakan salah satu program prioritas yang akan dijalankannya. Dia menuturkan, selama ini Indonesia telah menjalin kerja sama pendidikan dengan Suriname melalui program beasiswa kepada pelajar dari Suriname di bidang seni dan budaya.
Hingga akhir 2018, telah tercatat sebanyak 48 peserta penerima beasiswa dari Suriname yang menempuh pendidikan di Indonesia. Tak hanya di bidang seni dan budaya, kerja sama juga dilakukan untuk pendidikan diplomatik.
Pemerintah Indonesia dan Suriname telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk kerja sama dalam pengembangan institut diplomatik Suriname.
“Kami sudah mendidik sejumlah diplomat dari Suriname dalam program di Pusdiklat Kementerian Luar Negeri. Kami juga sudah pernah menyampaikan contoh kurikulum diklat, karena Suriname baru saja mendirikan Pusdiklat sehingga mereka masih perlu belajar,” ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.
Julang menuturkan, kedua pemerintah juga tengah menjajaki kerja sama untuk pelestarian lingkungan yaitu pengembangan hutan mangrove. Menurutnya, Suriname ingin mendapatkan wawasan dan pembelajaran dari Indonesia yang dinilai lebih berpengalaman dalam pengelolaan hutan mangrove.
Kerja samanya nanti akan melibatkan Universitas Diponegoro Semarang dengan salah satu lembaga lingkungan hidup di Suriname.
Menurut Julang, kedekatan historis antara Indonesia dan Suriname juga bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kerja sama di bidang sosial dan budaya. Salah satunya melalui kerja sama kota kembar (sister city).
Kedua negara, imbuhnya, telah menjalankan kerja sama kota kembar untuk Yogyakarta dengan distrik Commenwijne, dan Bantul dengan Paramaribo. Selain itu, saat ini masih dijajaki untuk kerja sama kota kembar lainnya yaitu antara Kota Semarang dan Distrik Para.
“Kerja sama kota kembar seperti itu kiranya perlu direvitalisasi dan diisi dengan kerja sama nyata di bidang sosial budaya,” ucapnya.
Pria kelahiran Trenggalek ini pun menyatakan akan berupaya mendorong realisasi sejumlah kerja sama kedua negara selama masa tugasnya sebagai Dubes.
Meski ini merupakan penugasan pertamanya sebagai dubes, Julang mengaku tak merasa khawatir dengan tugas-tugas khusus yang diamanatkan pemerintah kepadanya.
“Penugasan ini merupakan sebuah amanah dengan tanggung jawab yang besar. Prinsip saya adalah tidak boleh gagal, dan harus memberikan hasil yang terbaik,” ungkapnya.