Bisnis.com, JAKARTA - Said Didu menuding sejumlah pernyataan calon presiden nomor urut 01 Joko widodo (Jokowi) dalam Debat Capres 2019 putaran II, pada Minggu malam (17/2/2019) menyajikan kebohongan.
SIMAK: 10 Kebohongan Jokowi, Iwan Fals: Masa Sih Presiden Bohong?
Reaksi warganet tersebut diekspresikan di media sosial, di antaranya di Twitter, dengan memajang tanda pagar (tagar), di antaranya #BohongLagiJokowi, #JokowiBohongLagi.
Cendekiawan/peneliti Dr.Muhammad Said Didu menuduh ada 10 kebohongan yang disampaikan Jokowi dalam debat capres 2019 putaran II.
SIMAK: Iwan Fals Gelar Poling Presiden, Capres Jokowi Ungguli Prabowo
Sekretaris Kementerian BUMN periode 2005-2010 dan Staf Khusus Menteri ESDM 2014-2016 ini menuding 10 kebohongan itu antara lain:
1. Tahun 2018 total impor jagung 180.000 ton, padahal data impor jagung tahun 2018 sebesar 737.228 ton.
Baca Juga
2. Produksi sawit 46 juta ton. Faktanya produksi sawit tahun 2018 sebesar 34,5 juta ton
3. Total produksi beras tahun 2018 sebesar 33 juta ton dan total konsumsi 29 juta ton. Konsumsi beras nasional 2018 sebesar 33 juta ton dan data produksi plus impor sebesar 46,5 juta Ton.
4. Jokowi menyatakan telah membangun lebih dari 191.000 km jalan desa, padahal itu adalah total jalan desa yang dibangun sejak Indonesia merdeka.
BACA: Ini DaftarNama Terbaru Caleg Mantan Napi Korupsi
5. Jokowi menyatakan bahwa kolam bekas galian tambang sebagian telah dialih-fungsikan di antaranya untuk kolam ikan. Padahal, berbagai literatur menunjukkan bahwa area bekas tambang tidak bisa digunakan untuk apapun, karena terpapar radiasi, itu kolam di daerah tambang yang mana? bisa tunjukkan?
6. Jokowi menyatakan telah membangun infrastruktur internet jaringan 4G 100 persen di Bbarat, 100% di tengah dan 90% di timur. Padahal, data menunjukkan kurang dari 20% kabupaten dan kota bisa mengakses signal 4G.
7. Akses internet sudah sampai ke desa-desa, banyak produk pertanian memiliki market place sehingga mendapat harga yang bagus karena memotong rantai distribusi. Itu dapat informasi darimana dan dari siapa? karena dari keseluruhan market place online produk pertanian kurang dari 1% dan sisanya 99% offline.
8. Jokowi mengklaim bahwa pemerintah memenangkan gugatan Rp18-Rp19 triliun akibat kerusakan lahan, namun Greenpeace meluruskan bahwa tak satupun dari gugatan itu dibayarkan.
9. Jokowi menyatakan bahwa di negara maju butuh 10-20 tahun untuk memindahkan masyarakat dari mobil ke LRT/MRT, bisa disebutkan itu di negara mana? Jika butuh 10-20 tahun dan pembiayaan dengan hutang bagaimana status pembayarannya? kapan BEP?
10. Presiden menyatakan sejak 2015 tidak pernah terjadi kebakaran hutan, padahal data menunjukkan bahwa pada tahun 2016-2018 telah terjadi kebakaran lebih dari 30.000 hektar lahan hutan.
Menurut Said Didu, dirinya tidak habis pikir kenapa kebohongan itu bisa dilakukan.
"Bagaimana bisa seorang presiden kacau dalam hal data? dan kekacauannya sangat fatal dan luar biasa sesatnya. Padahal seorang Presiden seharus mempunyai data yang justru lebih valid dari siapapun karena dia menguasai seluruh akses data," ujarnya kepada Bisnis, Selasa pagi (19/02/2019).
Di Twitter, postingan Said Didu tersebut dikomentari oleh warganet dengan beragam komentar.
@abdul_khadier: Terlihat kalau selama ini Pak Presiden tidak tahu apa-apa atau memang sengaja memutar balik fakta yg ada, demi elektabilitas?.
@ndoro__Putri: Jangan lupa tentang konflik agraria pak. "Dengan begitu, selama tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK (2015-2017), tlh terjadi sebanyak 1.361 letusan konflik agraria. Sementara tahun 2018 konflik lahan terkait infrastrukut dicatat sejumlah 16 kasus,"
@Taufik87altano: Kebohongan berkembang karena nggak ada penangkal pak, harusnya Pak Prabowo Subianto (PS) semalam ada datang untuk menangkisnya. Tapi sayang Pak PS begitu hati-hati, kurang greget. Terlalu santun. Makanya Pak PS-lah yang selalu diserang secara personal. Ditanya masalah impor gula, malah lari ke jagung.
@bambangsknt: Tugas rakyat meluruskan data-data yang kurang tepat. Terima kasih. Semoga bangsa ini bisa memilih pemimpin yang baik dan jujur.
@fitarealfita: Bila pemimpin sdh berbohong berkali-kali, melemahkan kepercayaan rakyat, apa masih layak dipilih lagi?!
@Rawthul: Luar biasa seorang kepala negara terang-terangan berbohong di acara live tv nasional yg ditonton ratusan juta pasang mata.
Joko Widodo mengemukakan data-data yang disampaikannya dalam berbagai kesempatan, termasuk impor jagung dan beras, diperoleh dari kementerian dan lembaga.
Jika data tersebut tidak sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jokowi memperkirakan kemungkinan kuota impor yang diberikan tidak terealisasi.
“Ya coba dicek saja, bisa saja itu kuota tapi tidak terealisasi. Tolong dicek, dicek lapangan. Wong kita ini menyampaikan data dari kementerian, bukan karangan saya sendiri,” kata Presiden Jokowi di Tanjung Lesung, dikutip dari keterangan resminya, Senin (18/2/2019).
Misalnya yang berkaitan dengan impor jagung, Presiden menegaskan sudah mengkonfirmasi data-data tersebut ke Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan bahwa pada 2018, jumlah impornya 180.000 ton, dan juga ada ekspor 380.000 ton.
Kemudian, soal impor beras meskipun produksinya berlebih, Jokowi menekankan impor yang pertama dilakukan untuk cadangan strategis.
Yang kedua, untuk hal-hal yang bersifat darurat karena bencana. Yang ketiga juga untuk cadangan jika terjadi gagal panen, ataupun jika terkena hama.
“Dari data BPS yang saya terima di 2018 itu sudah surplus 2,8 juta ton, tolong konfirmasi ke BPS. Jadi kita itu datanya data dari kementerian, dari lembaga, bukan ngarang sendiri, bukan ngarang-ngarang itu,” tegasnya. (Bisnis.com, 18 Februari ).