Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu AS Mike Pompeo: Arab Saudi Janji Adili Pembunuh Khashoggi

Pompeo mengatakan ia telah mengangkat isu Khashoggi dalam pertemuannya dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (kiri) dan Putera Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman/Pool via Reuters-Andrew Coballero-Reynolds
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (kiri) dan Putera Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman/Pool via Reuters-Andrew Coballero-Reynolds

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintahan Donald Trump meminta Arab Saudi mengadili setiap pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Arab Saudi. Demikain diungkapkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, setelah melakukan pertemuan dengan pejabat senior Arab Saudi pada Senin (14/1/2019).

Berbicara dengan para wartawan pada akhir lawatannya ke Riyadh, Pompeo mengatakan dirinya telah mengangkat isu Khashoggi dalam pertemuan bilateral dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Pompeo juga mengaku membahas permasalahan hak asasi manusia serta penahanan aktivis hak perempuan yang dikabarkan dilakukan Kerajaan Saudi.

"Kami berbicara tentang masalah hak asasi manusia di Arab Saudi, soal aktivis perempuan," katanya. “Kami berbicara tentang akuntabilitas [kasus Khashoggi] dan harapan kami. Saudi adalah teman dan ketika sesama teman mengobrol Anda akan memberi tahu mereka apa harapan Anda."

"Harapan kami sudah jelas sejak awal: setiap orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal Khashoggi harus diadili," kata Pompeo.

Pompeo memaparkan bahwa Saudi memahami imbauan AS dan berjanji untuk memproses kasus ini ke mana pun arahnya. Kendati demikian, Pompeo tak menyinggung soal temuan intelijen AS perihal indikasi keterlibatan putera mahkota Saudi dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.

"Mereka mengakui bahwa peradilan yang adil diperlukan dalam kasus ini. Mereka membicarakan proses yang berlangsung di dalam negeri, termasuk proses investigasi dan proses peradilan," kata Pompeo sebagaimana dilansir Reuters.

Hubungan antara Riyadh dan Washington sempat menegang setelah pembunuhan brutal terhadap Khashoggi terjadi di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober lalu. Sekelompok orang yang memiliki afliasi dengan Pangeran Mohammad dikabarkan terlibat dalam pembunuhan tersebut dan menggiring kecurigaan bahwa sang penerus takhta lah otak dari pembunuhan sang jurnalis Washington Post.

Dari negeri Paman Sam, politisi menuntut pemerintah AS untuk menarik kembali dukungan terhadap perang yang dipimpin Saudi di Yaman. Namun, Presiden Trump justru mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan ikut campur dalam kasus Khashoggi.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama 80 menit itu, Pompeo mengatakan kedua pihak juga membahas soal aktivis perempuan Saudi yang ditahan dan dituduh telah berkhianat terhadap negara. Mengenai hal itu, Pompeo mengatakan Saudi telah berjanji bahwa "proses peradilan yang sah akan dilakukan dan mereka akan melakuksanakannya dengan cepat".

"Mereka memahami kekhawatiran sekelompok orang dan mereka akan melakukan yang terbaik untuk berkomunikasi sesuai kebutuhan," katanya.

Perjalanan ke Arab Saudi adalah bagian dari tur Timur Tengah yang telah membawa Pompeo ke Yordania, Irak, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab. Tak lama setelah kunjungan ke Riyadh, Pompeo akan bertolak ke Oman. Juru bicara departemen luar negeri AS mengumumkan bahwa kunjungan ke Oman akan menutup rangkaian perjalanan Pompeo.

Pompeo sebenarnya diagendakan berkunjung ke Kuwait pada Selasa (15/1) namun rencana tersebut dibatalkan karena dia akan menghadiri upacara pemakaman salah satu anggota keluarga.

Di setiap pemberhentian, Pompeo berusaha meyakinkan para pemimpin Arab bahwa keputusan Donald Trump untuk menarik pasukan AS dari Suriah bukanlah sinyal yang menandakan bahwa Washington meninggalkan Timur Tengah atau berperang melawan Negara Islam.

Dia juga mencoba memberi kesan kepada para pemimpin Arab soal pentingnya solusi politik untuk konflik di Yaman, negara paling miskin di dunia Arab. AS juga mengajak negara Arab untuk mengambil sikap tegas terhadap Iran yang mendukung gerakan pemberontak seperti Hizbullah di Lebanon, kelompok militan Syiah di Irak, dan Houthi di Yaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper